Total Tayangan Halaman

Kamis, 15 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-8, KOMUNIKASI PRODUKTIF BUNDA SAYANG

Menumbuhkan inisiatif

Menumbukan inisiatif bagi saya merupakan salah satu poin tentang akhlak. Selain adab, tentunya Hanif juga diajarkan untuk berakhlak mulia. In syaa Allah.

Hanif sudah mulai tumbuh rasa inisiatifnya seperti :
1. Jika ia menumpahkan air, maka yang harus dia lakukan adalah mengambil kain lap
2. Hanif seringkali membantu ibu mencuci pakaian dengan memindahkan pakaian dari ember non pengharum ke ember pengharum
3. Dan ini yang ingin diceritakan.

Ibu (i) : "Hanif, ibu mau setrika baju dulu yah nak"
Hanif (h) : "Bu, apah?"
I :"Mau setrika baju dulu" (sambil menggelar alas kain setrika)
H : "amma, amma"
I : "Iya, mau apa nak?"
H : ( inisiatif ambil kispray )
I " "Masya Allah, anak cerdas kamu nak"

Hanif memang tumbuh didalam kebiasaan rumah tangga. Mohon dimaklumi karena sebagai IRT tanpa asisten Hanif jadi terbiasa melihat ibu mencuci baju, memasak, menyetrika, mengepel, dan menyapu. Saya belum secara langsung menyuruh Hanif. Tapi mudah-mudahan dengan yang saya lakukan bisa menjadi teladan untuk Hanif dan Hanif bisa mencontoh.

Karena "Teladan merupakan guru yang terbaik"

Salam,
Karlina Ekasari

Selasa, 13 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-7, KOMUNIKASI PRODUKTIF BUNDA SAYANG

Meja makan adalah sarana untuk berdiskusi bagi kami sekeluarga

Hari ini, Hanif bangun jam 03.30 pagi. Mungkin Hanif terbangun karena ayah dan ibunya bangun sahur. Hanif memang dilatih untuk bangun pagi setiap hari. Agar Hanif terbiasa bangun pagi sejak kecil.

Hanif (H) : tiba-tiba keluar dari kamar menuju ruang makan
Ibu (I) : "Eh masya Allah, anak ibu sudah bangun ya. Hebat. Ingin ikut sahur?"
H : "susu..susu.." (menunjuk botol, ingin minum susu)
I : "Sebentar yah nak, ibu buatkan terlebih dahulu"
H : ( langsung berlari ke kamar )

Setelah saya membuatkan Hanif susu, saya kembali ke meja makan untuk makan sahur bersama ayahnya Hanif. Kami berbincang obrolan yang hangat, mulai dari membahas ceramah suatu ustadz hingga masalah kehidupan sehari-hari. Semenjak ada meja makan di rumah kami, rumah kamipun serasa hangat. Itu karena saya dan suami memang lebih banyak berdiskusi di meja makan. Dan berdiskusi pada saat makan juga merupakan suatu sunnah Rasul.

Namun, Hanif nampaknya belum bisa berlama-lama di meja makan. Maka, untuk Hanif saya selalu berdiskusi hangat di tempat tidur karena memang ritual Hanif sebelum tidur ialah minum susu.

Saya selalu berbisik dengan lembut, apa yang ingin saya sampaikan saat Hanif minum susu di tempat tidur. Menurut saya cukup efektif karena itu moment yang Hanif lumayan bisa diam.

Sekian cerita komunikasi produktif dan family forum room dari saya.

Salam,
Karlina

Senin, 12 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-6, KOMUNIKASI PRODUKTIF BUNDA SAYANG

"Jalan-jalan minggu bersama ayah Hanif dan Hanif"

Hari minggu pagi, ritual keluarga kami memang berjalan-jalan ke taman untuk sekedar olahraga atau mencari sarapan. Karena ini bulan Ramadhan, tentunya hari minggu pagi kami isi tetap dengan bermain ke taman tapi tidak mencari sarapan, hihihi...

Seperti biasa, Hanif selalu antusias sekali kalau diajak bermain ke taman atau tempat terbuka. Dia anak yang sangat ramah dan ceria. Bahkan tak segan Hanif yang selalu memulai menyapa teman yang baru pertama kali dilihatnya. Dia bukan anak yang pemalu. 

Saat itu, ada pedagang kelinci sedang menjajakan kelincinya. Kami memang ingin memelihara binatang dengan harapan agar rasa empati Hanif terus tumbuh jika menyayangi binatang peliharaan.

Ibu ( I ) : "Hanif mau kelinci nak?"
Hanif (H) : "itu tuh bu..." (menunjuk kelinci berwarna abu-abu)
I : "Sebentar yah nak, ibu bilang ayah dulu"

Saya, orang yang selalu meminta persetujuan ayahnya Hanif sebagai kepala keluarga. Karena beliau adalah "Qowwam" atau pemimpin dalam keluarga kecil kami. Dan terjadilah obrolan yang hangat

I : "Yah, boleh tidak memelihara kelinci?"
Ayah (A) : "Boleh, tapi nanti ya sesudah habis lebaran. Karena nanti kelincinya gak ada yang kasih makan"

Setelah mendapat keputusan dari ayahnya Hanif, barulah saya menyampaikan keputusannya kepada Hanif dengan bahasa yang mudah dimengerti.

I : "Nak, beli kelincinya ditunda dulu yah. Nanti kita kembali kesini dan Hanif boleh pilih kelinci yang Hanif sukai"

Komunikasi produktif tetap harus dilakukan walaupun si anak belum bisa memahami seluruhnya.

Salam,
Karlina Ekasari

Jumat, 09 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-5, KOMUNIKASI PRODUKTI IIP KELAS BUNDA SAYANG






Bulan Purnama


Semalam, saya dan Hanif menikmati momen kebersamaan yang cukup sederhana yaitu menikmati malam bulan purnama. Untuk pertama kalinya, saya menngenalkan Hanif apa itu bulan dan menunjukkannya. Qadarullah, langit cukup cerah untuk menikmati bulan.

Ibu (i) : menyanyikan lagu ambilkan bulan bu
Hanif (h) : menyimak dan mendengarkan
I : "Hanif tahu tidak, kalau ada benda dilangit yang bulat dan bercahaya di malam hari"
I : "Itu namanya bulan nak"
I : "Coba Hanif lihat keatas"
H: "apa tuh, apa tuh?"
I : "Masya Allah, bagus yah nak"
H : ngoceh sendiri dengan bahasanya
I : "Hanif suka?"
H : "yaaaa"

Sudah hari ke5 tantangan komunikasi produktif berhasil dilewati. Selalu rumusan mengenai komunikasi produktif terngiang-ngiang dalam benak saya. Jadi sekarang kalau ada rasa kesal, jongkol langsung ingat mantra "Komunikasi produktif, komunikasi produktif" hehehehe...

Salam,
Karlina Ekasari

Kamis, 08 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-4, KOMUNIKASI PRODUKTIF BUNDA SAYANG

Masih edisi bersama anak.

Tantangan hari ke-4 hampir terus menyempurnakan diri mengikuti poin-poin yang sudah tercantum di materi kelas bunda sayang IIP.

Kemarin ibu membawa Hanif berkunjung ke rumah tetangga kami karena anak tetangga kami sedang sakit. Bermain bersama merupakan moment melatih banyak hal. Terlebih jika sedang sakit. Berkunjung menengok yang sakit, mengajari anak rasa empati dan berbelas kasih.

ibu (i) :  "Hanif, sudah tahu belum kalau kakak Vania sedang sakit?"
Hanif (h) : diam saja menyimak
I : "Hanif mau main kerumah kakak Vania dan Vincent?"
H : langsung mengambil sandal sebagai tanda setuju

Setelah dirumah kakak Vania.

I : "Buka sandalnya dulu yah nak, kalau mau masuk rumah"
H : langsung mencopot sandal sendiri
I : "Pintarnya anak ibu"

I : "Halo kakak Vania, sudah sehatkah?"
Vania (Va) : "sudah dong. Dede Hanif mau jenguk aku yah?"
I : "iya dong, dede Hanif kan sayang kakak Vania"
H : langsung memeluk kakak Vania

Setelahnya kami main bersama. 

Bermain dirumah tetangga, Hanif juga saya ajarkan adab bermain. Seperti :
1. Tidak boleh masuk ke dalam wilayah yang sangat pribadi seperti kamar tidur, ruang kerja.
2. Tidak boleh sembarangan mengambil apapun yang ada didalam rumah orang lain.
3. Selepas bermain, harus langsung membereskan lagi.
4. Bersikap sopan, bertutur kata baik.

Alhamdulillah, Hanif sudah mulai paham bahwa bermain ke rumah tetangga harus ada adabnya.

Semoga Hanif terus menjadi anak yang baik ya.

Karlina Ekasari
masih ibu pembelajar

#tantanganharike-4
#darikemaringakpakaihastagh
#iipkelasbundasayang
#komunikasiproduktif





Rabu, 07 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-3, KOMUNIKASI PRODUKTIF BUNDA SAYANG

 Moment indah ngabuburit dan buka puasa bersama ayah Hanif dan Hanif <3


Ramadhan sudah memasuki 10 hari kedua, dan tak terasa ya Rabb akan mendekati hari Lebaran. Bulan Ramadhan kali ini cukup istimewa bagi saya. Kenapa? Karena secara khusus kami sudah merantau di Depok dan menetap disini memulai membangun peradaban dari rumah.

PR dari IIP hari ketiga ini dibuat memang seperti bercerita, karena jujur menulis setiap hari butuh loncatan-loncatan gaya variasi menulis agar tidak jenuh.

Hampir di bulan Ramadhan, ayah Hanif sengaja membawa kendaraan pribadi agar bisa pulang lebih awal. Dan hampir pula setiap harinya, kami berkeliling mencari makanan ta'jil buka puasa. Moment ngabuburit dan buka puasa bersama saat ini selalu dimanfaatkan untuk melatih komunikasi produktif sebagai tugas IIP.



>> Komunikasi produktif untuk anak <<

Ditantangan hari ketiga ini, setelah hari sebelumnya hanya ada 4 poin yang baru terlaksana. Saat ini akan menambah lagi poin berikutnya yaitu :
1. Mengendalikan emosi
2. KISS
3. Intonasi dan suara yang ramah
4. Mengatakan yang diinginkan
5. BISA
6. Jelas memberikan pujian/kritikan
7. Menunjukan empati
8. Memberikan pilihan
Kedelapan poin tersebut dimainkan dalam satu moment buka puasa bersama di meja makan. 

"Hanif, sudah mau buka puasa loh. Hanif mau duduk di kursi? Lalu Hanif menarik kursinya. "Ibu bantu yah nak". Setelah duduk di kursi, Ibu mencoba melatih benda kepemilikan Hanif, "Gelas Hanif yang mana?". "Mau minum yang ini atau yang itu?". "Ini ini". "Pinter sekali Hanif". Hingga akhirnya Hanif bisa menunjukan rasa empati, terhadap air yang ia tumpahkan pasti ia langsung ambil lap di dapur dan membersihkannnya sendiri. Ibu terharu nak.

Love you more and more yaa bunnayya Hanif A. Dzulqarnain
Maafkan ibu yang masih belum sempurna tapi in syaa Allah doa ibu selalu yang terbaik untuk Hanif.

Karlina Ekasari
Ibunya Hanif yang masih terus kekurangan ilmu mengasuh

Minggu, 04 Juni 2017

TANTANGAN HARI KE-2 , KOMUNIKASI PRODUKTIF BUNDA SAYANG

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamualaykum warrohmatullohi wabarokatuh...

Hay... hay...

Ibu Hanif come back again hihi... setelah 2 hari absen dari bikin tugas dan saatnya kembali lagi mengerjakan tugas. Nah, sekarang sudah masuk hari ke 2 bagi ibu Hanif dalam game bunda sayang.. Kalau kemarin hanya satu poin yang berhasil dicapai, Alhamdulillah kali ini ada beberapa poin yang terus ibu Hanif akan capai. Berikut adalah ulasan poinnya.


Selama 2 hari berturut-turut kemarin, ibu Hanif coba melakukan beberapa poin bersama Hanif. Mengendalikan emosi tetap jadi poin yang selalu hadir. Karena poin itulah yang menjadi PR besar bagi ibu Hanif.

Poin selanjutnya adalah KISS ( Keep Information Short). Atau dengan kata lain, berikan penjelasan yang singkat dan jelas. Dilanjutkan poin Mengatakan yang diinginkan dan Intonasi suara yang ramah. Ketiga poin tersebut berhubungan satu sama lain, yang diterapkan pada saat Hanif bermain pasir ajaib.

Hanif kemarin bermain pasir ajaib, karena ingin menerapkan ketiga poin tersebut maka yang dilakukan ibu adalah memerintah dengan perintah yang singkat dan jelas. "Hanif, pasirnya dimasukan kedalam wadah yah nak". Maka selanjutnya, biarkanlah proses itu berjalan dengan sesuai nalurinya. Hanif anak yang cerdas, setelah pasir dimasukkan ke dalam wadah selanjutnya ia membalikan wadah tersebut dan jadilah istana pasir buatannya. Doia bergembira ditunjukkan dengan mimik muka gembira, dan menatap ke arah ibu seakan ingin mengatakan "Lihat bu, Hanif sudah bisa buat". Dan ibu memberikan pujian yang jelas karena keberhasilannya dalam membuat istana pasir.

In syaa Allah, masih ada tantangan 8 hari lagi nak. Ibu akan terus mendampingi Hanif dalam belajar di universitas kehidupan ini.

Salam,
Karlina ( ibu Hanif )