Total Tayangan Halaman

Senin, 10 November 2014

TOLAK FEMINISME DAN RUU KESETARAAN GENDER

 


Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Feminisme dan kesetaraan gender. Dua hal yang kelihatannya berbeda namun kenyataannya saling bersatu.Dua hal yang selalu menggelitik telinga saya setahun ini. Dua hal, yang saya selalu antusias jikalau ada seminar atau kajian materinya.

Sebelum beranjak kejudul diatas, baiknya kita cermati dulu apa itu feminisme. Kita telaah feminisme dari kacamata seorang muslimah bukan dari kacamata perempuan barat.

Feminisme, mungkin jika digali atau diartikan banyak sekali yang mengartikan kata-kata 'seksi' ini. Menurut Susan Osborne, feminisme adalah cara pandang perempuan dimana perempuan melihatnya dari perspektif perempuan. Atau mungkin boleh saya artikan ialah feminisme merupakan cara pandang perempuan barat melihatnya dari perspektif perempuan barat pula.

Kasus KDRT, pelecehan perempuan, dan kejahatan terhadap perempuan yang akhirnya membuat aktivis feminisme menawarkan ideologi mereka kepada kaum perempuan. Namun ada hal yang harus dicermati. Sesungguhnya kejahatan terhadap perempuan lahir dari ideologi feminisme. 

Masih belum paham? Contoh sederhananya begini. 
Kaum feminis sering kali menganggap perempuan itu kuat, perempuan hebat, perempuan bisa melakukan segalanya tanpa laki-laki, perempuan pandai mencari nafkah. Kaum feminis sering juga memunculkan tokoh-tokoh perempuan yang mereka anggap bisa mewakili kaum mereka. Didukung media-media sekuler dan liberal yang selalu memunculkan 'citra baik' feminis yang akhirnya menyebabkan pemikiran kaum perempuan menjadi berubah. Perempuan haruslah seperti kaum feminis, jika tidak maka bukan perempuan hebat. Perempuan harus seperti pemikiran kaum feminis jika tidak bukanlah perempuan yang kece.

Dan pemikiran ini pun sudah merasuk ke pemikiran sekolah-sekolah TK atau Dasar. Tanyakan kepada anak-anak perempuan yang duduk di bangku sekolah SD atau TK, apakah ada dari mereka yang bercita-cita menjadi ibu rumah tangga. Apakah masih ada?

Lanjut lagi ke hubungan antara feminis dan kejahatan perempuan. Lihatlah berapa banyak perempuan yang diperkosa setelah pulang kerja larut malam. Bukankah kaum feminis yang memaksa pemikiran mereka bahwa perempuan yang bekerja itu hebat sehingga saat ini banyak perempuan yang bekerja hingga larut malam.

Atau banyak perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual di dalam Bis Umum atau Kereta saat mereka sedang berdesak-desakan dengan kaum laki-laki yang akan bekerja. Bukankah kaum feminis yang menyatakan bahwa perempuan haruslah sama dengan laki-laki.

Tentang KDRT, mungkin banyak faktor yang menyebabkan timbulnya KDRT. Ditarik garis besar KDRT dipicu karena banyak laki-laki yang saat ini menganggur dikarenakan lahan mencari nafkah mereka banyak diambil perempuan. Lihat mengapa banyak buruh pabrik yang rerata perempuan? Itu karena biaya upah perempuan lebih kecil dibanding biaya upah laki-laki yang akhirnya banyak pengusaha justru mengeksploitasi kaum perempuan. Bukankah kaum feminis yang mengajari mereka agar perempuan wajib bekerja, dan mencari nafkah.

Semakin menjamurnya usaha penitipan anak berarti semakin besar persentase ibu yang menitipkan anak-anak mereka. Yang juga dapat disimpulkan semakin banyak anak yang dititipkan dan semakin banyak pula anak-anak yang kehilangan kasih sayang ibunya semenjak kecil. Bukankah kaum feminisme yang membuat citra bahwa seorang ibu harus bekerja diluar rumah.

Begitulah feminisme meracuni pemikiran perempuan. Dari semenjak TK hingga dewasa, pemikiran feminisme terus meracuni kita. 

Apa hubungannya feminisme dengan kesetaraan gender?

Feminisme, lebih tepatnya feminisme liberalisme. Paham ideologi yang menjadikan satu antara feminisme dengan liberalisme. Paham dimana kebebasan dan tidak ada batas-batas menjadi ciri khasnya.
Lalu apa hubungannya dengan kesetaraan gender?

Feminisme liberalisme, paham yang mambedakan antara Sex dengan Gender. Atau dalam bahasa Indonesianya Jenis kelamin dengan sifat jenis kelamin. Menurut ideologi feminisme liberalisme, sex dengan gender berbeda.
>> Sex dibagi menjadi dua (2) yaitu Female dan Male.
>> Gender dibagi menjadi dua (2) yaitu Maskulin dan Feminin
Dengan adanya pembagian-pembagian seperti itu yang akhirnya memunculkan perspektif/pandangan bahwa keduanya berbeda dan tidak berhubungan. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai jenis kelamin perempuan bebas mempunyai sifat maskulin. Ataupun sebaliknya.

Pemikiran liar seperti inilah yang menyebabkan seseorang berhak menjadi Lesbi ataupun Gay. Ataupun transgender. Pemikiran berbahaya yang tidak lagi membedakan gender atau semuanya disetarakan. Pemikiran feminisme liberalisme inilah yang masuk kedalam RUU Kesetaraan Gender.
Seperti yang disampaikan AILA (Aliansi Cinta Keluarga) yang juga menolak RUU Kesetaraan Gender dengan perspektif sebagai berikut :
  1. RUU KKG sejatinya lahir dari asumsi bahwa perempuan Indonesia berada dalam sistem yang menindas dan mendeskriminasi perempuan sehingga diperlukan perangkat perundangan yang membela kaum perempuan. Padahal ide Kesetaraan Gender sarat dengan upaya liberalisasi dan individualisasi manusia, terlihat dari upaya berbagai kelompok untuk menghilangkan norma-norma agama dan budaya Indonesia dalam pasal-pasalnya. Sehingga disadari atau tidak, RUU KKG hanya akan melahirkan individu yang tidak terikat pada norma-norma agama dan budaya.
  2. Gender merupakan konsep jenis kelamin baru yang dimunculkan kaum feminis akibat gelombang revolusi seksual di Barat yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan budaya Indonesia. Gender atau jenis kelamin sosial ini sangat berpotensi menyuburkan praktek LGBT (Lesbian Gay Bisexual and Transgender) dan menjadi ancaman serius keluarga Indonesia karena membuat kaum perempuan dan pria terlepas dari kodratnya masing-masing.
  3. Ide Kesetaraan Gender yang ditawarkan bagi bangsa-bangsa di dunia melalui CEDAW (Convention on The Elimination Of All Forms Discrimination Against Women) dan telah diratifikasi Indonesia sejak tahun 1984, secara empiris telah membuat rapuh pondasi dari sebuah keluarga. Padahal rapuhnya sebuah keluarga akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional sebuah bangsa. Hal ini disadari dengan baik oleh negara-negara besar seperti Amerika yang justru enggan meratifikasi CEDAW.
  4. Solusi dari permasalahan perempuan dan keluarga adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia yang luhur kepada segenap lapisan masyarakat melalui program pengokohan keluarga dan bukan membuat RUU yang justru akan merusak tatanan keluarga ideal.   

Feminisme liberalisme juga memunculkan pemikiran bahwa segala sesuatu harus didasarkan keinginan dan tidak berhak dipaksakan. Maka boleh melakukan aborsi jika perempuan tidak ingin mengandung ataupun melahirkannya. Atau boleh melakukan hubungan badan walau belum menikah asalkan suka sama suka.

Feminisme liberalisme juga mempengaruhi agama-agama yang ada. Terutama agama Islam. Bisa kita lihat di Amerika sudah ada perempuan yang jadi imam untuk laki-laki.

Pandangan seorang Muslimah

Setelah pemaparan diatas, tentunya sebagai seorang Muslimah (perempuan yang beragama Islam dan meyakini Islam sebagai jalan yg benar) harus punya pandangan lain. Pandangan seorang Muslimah tentunya berbeda dengan pandangan perempuan barat.
Dalam pandangan Muslimah, setara bukan berarti sama.
Dalam pandangan Muslimah, adil bukanlah bagi rata. Tapi adil ialah menempatkan sesuatu pada porsinya.
Dalam pandangan Muslimah, laki-laki dan perempuan dilahirkan berbeda dengan kemuliaannya masing-masing.
Dalam pandangan Muslimah, laki-laki dan perempuan sudah ada hak dan kewajibannya masing-masing sesuai porsinya.
Dalam pandangan Muslimah, ada bagian-bagian yang laki-laki wajib lakukan adan bagian-bagian perempuan yang juga wajib lakukan.
Dalam pandangan Muslimah, hanya ada dua jenis kelamin dengan sifat jenis kelaminnya. Yaitu perempuan dengan sifat perempuannya dan laki-laki dalam sifat kelaki-lakiannya.

Dalam pandangan Muslimah, tentunya hidup ini tidaklah bebas semau kita. Bumi ini ada yang punya. Bumi ini milik Allah. Maka selayaknya kita taat dan tunduk kepada yang menciptakan bumi dan kita tentunya.
Dalam pandangan Muslimah, kewajiban kepada Allah lebih utama dibanding kemauan kita. Taat pada ajaran yang dibawa Rasulullah haruslah yang terpenting dibanding keinginan kita.

Dalam pandangan Muslimah, laki-laki dan perempuan bukan persaingan tapi mitra yang harus bersinergis.
dalam pendangan Muslimah, laki-laki harus menghormati perempuan dan memuliakannya begitupun sebaliknya.

Maka sudah selayaknya lah, muslimah untuk kembali ke pemikiran Islam bukan pemikiran barat yang dipaksakan kedalam pemikiran kita. Allah Maha Tahu dibanding pemikiran sempit kita. Allah sudah atur bagaimana laki-laki dan perempuan bersikap. Islam sudah jauh lebih mendalami perbedaan yang disinergiskan.

Laki-laki dan perempuan berbeda, tidak perlu disamakan dan disetarakan karena sudah ada jalannya masing-masing.

TOLAK FEMINISME DAN RUU KESETARAAN GENDER 
=
 MENYELAMATKAN GENERASI DAN PERADABAN

Salam hangat,
Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh

- Karlina Ekasari -

Rabu, 29 Oktober 2014

STANDAR GANDA

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Judul diatas bukan pilihan untuk jawab soal ya. Tapi kegemesan dengan pemikiran-pemikiran ngaco jaman sekarang. 

Entah darimana awalnya pemikiran ini muncul. Postingan di beberapa media sosial belakangan inilah yang membuatku 'gerah' dan harus segera dilawan.

Masih belum tersampaikan dengan pikiran aku saat ini kalimat "gpp buruk asal bla bla bla". Masih super duper aneh. Lah masa iya, manusia milih yang buruk. Pemikiran ini jelas racun. Racun yang mempengaruhi sosok figur kita nantinya. Kalau aku sih simple aja, kalau pemikiran ini terus dibiarkan. Masih belum kebayang nantinya anak kita bilang "Bu, aku gpp ya tatoan yang penting kan aku kerja" atau "Bu, aku kerja jadi apa aja ya, nanti uangnya kan buat ibu, bangun masjid, sedekah". Hadeh hadeh -_-

Padahal dulu waktu kecil selalu dinasehatin yang baik-baik sama ibu kita. "Nak, jadi anak yang pinter, sholeh, jujur". Bukankah begitu? Kenapa sekarang jadi pemikirannya liar begini.

Bahaya, ini bahaya pemikiran yang jelas harus dipotong. Harus segera dihentikan titik gak pake koma.
Lebih bahaya, akhirnya banyak yang mengekor dengan pemikiran seperti ini.

Kaum liberal emang terkadang suka bikin standar ganda. Standar ganda itu kalau buat orang lain boleh tapi diri sendiri jangan lah. Aneh kan. Dan yang aneh, kita mau aja ngikut pemikiran mereka.

Contoh konkrit nya adalah ketika pertanyaan ini disampaikan balik ke mereka "Yauda, kamu yang punya standar begitu berani gak bawa calon pasanganmu yang tatoan, ngerokok, pakai anting-anting banyak, gak jelas ke ayah dan ibu mu dan bilang "Jangan lihat luarnya dong". Pastilah langsung shock ayah/ibu mu"

Atau malah jangan-jangan nanti kita yang akan dibilang seperti itu "Jangan lihat luarnya dong bu. Walaupun dia tatoan, pakai anting yang penting kerja kan". Nah, kalau yang ini pasti kamu yang pingsan.

Lah masa iya, sekarang aja kita kalau minta ke Allah minta yang terbaik. Tapi kenyataanya kita milih yang terburuk. Ini gak nyambung sih menurutku.

Contoh konkrit standar ganda lainnya adalah di Amerika sana, gak kawin tapi punya anak itu wes biasa. Tapi coba kalau dilakuin sama presiden Obama. Apa kata dunia? Langsung dihujat. 

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung nama-nama tertentu. Tulisan ini murni kegerahan seorang Karlina Ekasari terhadap teman-teman di media sosial. Gak nyangka habisnya, karena yang mendukung pemikiran itu kenyataannya sekolahnya tinggi-tinggi, dari keluarga yang baik-baik, terus pada punya kerjaan pula. Kenyataanya dikehidupan sehari-harinya mereka gak mau yang buruk-buruk terjadi dihidup mereka. Geli sendiri jadinya.

Sudahlah, yang agamanya Islam kembalilah ke Islam. Kembalilah ke teladan mulia. Manusia terbaik dimuka bumi ini Rasulullah Shallahu Alaihiwassalam. Akhlaknya baik, Ibadahnya kuat, Pekerja keras, Suami Idaman, Ayah yang baik, Kakek yang baik. Masya Allah. Sebaik-baiknya teladan.

Menurutku juga seorang Muslim itu harus punya pemikiran seperti ini Muslim, Cerdas, Bertauhid, Berakhlak mulia, Pekerja keras, serta kaya raya. Itu baru pemikiran muslim. Setuju kan?

Yess, setuju...
Biidznillah...
Ya Rabbi, jadikan dunia digenggamanku bukan dihatiku...
Agar dunia mungkin aku kuasai tapi hatiku hanya tertuju untukMu...

Aamiin Allahumma Aamiin...

Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh..
Salam hangat,
Karlina Ekasari
(Minta fadillah doa dari teman-teman, agar aku segera jadi calon ibu ^^)


Minggu, 26 Oktober 2014

Menikah itu.....

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Dear muslimah, kali ini aku mau bercerita sedikit tentang perjalanan hidupku. Tentang moment terindah. Tentang perubahan status. Tentang takdir Allah. Tentang cinta. Cinta yang akan mengantarkanku ke syurga bersama dia, yang Allah kini telah takdirkan menjadi suamiku. Ya, ini tentang pernikahanku.


Pada bulan Mei 2014 tahun ini, aku dipertemukan untuk pertama kali nya dengan laki-laki. Dikenalkan oleh seorang yang sangat terpercaya membuatku akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah yang terbesar. Aku ingin menikah. Hihihi..

Juni 2014, selang satu bulan aku dilamar oleh dia. Proses yang sangat cepat tapi tidak terburu-turu. Karena memang aku dan dia sama-sama sudah mempersiapkan nikah sejak beberapa tahun yang lalu.

Dan Oktober 2014, tepat di tanggal 12 Oktober 2014 kami pun menikah.

Menikah itu buatku adalah impian. Mungkin ini pendapat yang terlalu umum, apalagi untuk perempuan. Tapi aku ingin wujudkan pernikahanku menjadi impian. Impian yang kelak akan aku bangun bersama suamiku, dan anak-anakku hingga mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan warrohmah.

Menikah itu membuat perjanjian terberat dengan Allah. “Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lai (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil penjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu”. (QS. An Nisa: 21). Mitsaqan Ghaliza merupakan perjanjian terberat yang Allah sejajarkan dengan perjanjian Allah dengan Bani Israil dan perjanjian Allah dengan para nabi. Masya Allah, luar biasa berat perjanjian ini. Hingga pantaslah jika seorang isteri melakukan dosa, maka suami bertanggung jawab terhadap dosa-dosa isterinya.

Menikah itu siap melahirkan generasi terbaik untuk ummat. Siap mendampingi anak-anak yang akan menjadi investasi dunia dan akhirat.

Menikah itu menjadikan wanita mulia. Mulia karena akhlaknya merawat suami. Mulia karena dengan begitu wanita lebih terjaga, lebih terhormat kemuliannya.

Menikah itu, menikmati perjalanan yang Allah takdirkan untuk kulalui bersamanya. Cinta yang akan kuhadirkan hingga ke syurga. Komitmen yang dipegang oleh dua insan karena Allah.

Menikah itu, bertemu karena Allah, mencintai karena Allah, dan menikah karena Allah.

Ketika ditanya pertanyaan yang menggelitik, "Sudah siap belum menikah?. Jawabku sederhana. Sampai kapanpun manusia tidak akan pernah siap. Hanya manusia punya kesempatan untuk terus belajar. Belajar tentang kehidupan.

Menikahlah untuk menyempurnakan hidupmu. Untuk menyempurnakan separuh agamamu. 

Semoga Allah mudahkan langkah untuk menikah yaa...

Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh
=============================================
Karlina Ekasari


Senin, 06 Oktober 2014

Makan ikan.....

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh semuanya...

Akhir-akhir ini jadi suka banget makan ikan. Terutama gulai ikan. Karena kesukaan makan ikan yang semakin membuncah, jadi minta bikinin mama gulai ikan terus deh. Tapi pengen juga ah nyoba gulai ikan sendiri. Nah ini yah resepnya.

Bahan
2 potong kepala ikan kakap ukuran sedang
1 sendok makan air jeruk nipis
7 gelas santan dari 1 buah kelapa
2 batang serai
1½ ruas jari lengkuas, keprek
1 lembar daun kunyit
10 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
2 asam kandis
Garam

Ulek Halus
9 butir bawang merah
3 siung bawang putih
5 cabai merah besar
1½ ruas jari jahe
1½ ruas jari kunyit

Caranya :
Cuci bersih kepala ikan kakap, lumuri perasan jeruk nipis dan garam.  Diamkan selama 15 menit.
Masukkan bumbu halus ke santan bersama serai, lengkuas, daun kunyit, dan daun jeruk, hingga harum. Masak hingga tercium harum dan santan mendidih.
Masukkan kepala ikan dan asam kandis. Masak di atas api kecil hingga kepala ikan berubah warna dan santan berminyak. Beri garam, aduk rata. Cicipi.
Angkat.

Kelihatannya sih mudah ya, mudah-mudahan sih dalam waktu dekat bisa segera membuatnya..
Hihihi...
Yummy.....

 

Rabu, 17 September 2014

Ayo Hujan-Hujanan…

Ayo Hujan-Hujanan…
Ditulis oleh ustadz Budi Ashari (www.parentingnabawiyah.com)
 
Saya mengajak siapapun. Pasti yang paling senang anak-anak kita. Ayo nak, hujan-hujanan....
Karena ini bukan sekadar sebuah kesenangan bermain dengan rintik dari langit yang memang sangat menyenangkan. Juga bukan sekadar penelitian ilmiah tentang manfaat hujan, yang baru hangat dibahas hari-hari ini.
Hal ‘sepele’ ini perlu dibahas karena anak-anak pasti senang hujan-hujanan. Sementara para orangtua hari ini cenderung berkata: jangan, nanti sakit, nanti masuk angin, nanti demam, nanti pilek, dst...
Apakah itu konsep parenting yang benar?

Dengarkan kisah Anas bin Malik radhiallahu anhu berikut ini:
قَالَ أَنَسٌ: أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ، قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ، حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى»
Anas berkata: Kami bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kehujanan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyingkap pakaiannya agar terkena air hujan. Kami bertanya: Ya Rasulullah, mengapa kau lakukan ini?
Beliau menjawab, “Karena ia baru saja datang dari Tuhannya ta’ala.” (HR. Muslim)
An Nawawi menjelaskan hadits ini,
“Maknanya bahwa hujan adalah rahmat, ia baru saja diciptakan Allah ta’ala. Maka kita ambil keberkahannya. Hadits ini juga menjadi dalil bagi pernyataan sahabat-sahabat kami bahwa dianjurkan saat hujan pertama untuk menyingkap –yang bukan aurat-, agar terkena hujan.” (Al Minhaj)
Ibnu Rajab dalam Fathul Bari menyebutkan bahwa para sahabat Nabi pun sengaja hujan-hujanan seperti Utsman bin Affan. Demikian juga Abdullah bin Abbas, jika hujan turun dia berkata: Wahai Ikrimah keluarkan pelana, keluarkan ini, keluarkan itu agar terkena hujan. Ibnu Rajab juga menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib jika sedang hujan, keluar untuk hujan-hujanan. Jika hujan mengenai kepalanya yang gundul itu, dia mengusapkan ke seluruh kepala, wajah dan badan kemudian berkata: Keberkahan turun dari langit yang belum tersentuh tangan juga bejana.
Abul Abbas Al Qurthubi juga menjelaskan,
“Ini yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mencari keberkahan dengan hujan dan mencari obat. Karena Allah ta’ala telah menamainya rahmat, diberkahi, suci, sebab kehidupan dan menjauhkan dari hukuman. Diambil dari hadits: penghormatan terhadap hujan dan tidak boleh merendahkannya.” (Al Mufhim)
Bahkan para ulama; Al Bukhari dalam Shahihnya dan Al Adab Al Mufrod, Muslim dalam Shahihnya, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro. Semuanya menuliskan bab khusus dalam kitab-kitab hadits mereka tentang anjuran hujan-hujanan.
Apa masih ada yang sangsi?
Bahwa hujan-hujanan dianjurkan...
Mengapa kita menuduh hujan yang berkah sebagai sumber malapetaka??
Kita sebagai orangtua tentu bisa mengamati kebugaran anak kita hari itu. Saat hujan turun. Kalau mereka tidak terlalu bugar kita bisa melarangnya. Tetapi kalau mereka sedang sehat dan bugar, mengapa kita larang. Tak usah khawatir. Hujan adalah keberkahan. Adalah kesucian. Hujan adalah pengirim ketenangan. Hujan bahkan penghilang kotornya gangguan syetan.
Selesai hujan-hujanan, silakan disuruh mandi, mengguyur kepalanya, minum madu, habbatus sauda’ dan lainnya. Agar kekhawatiran itu pergi. Dan keberkahan lah yang telah mengguyur kepala dan sekujur badan mereka.
Sudah siap?
Ayo...

Senin, 15 September 2014

Ibu Profesional

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Hari ini pertama kali mendaftar menjadi ibu professional di komunitas www.ibuprofesional.com . Daftar pertama kali jadi member disana, walaupun belum menjadi ibu, in syaa Allah semangat itu ada. 

Kenapa saya tertarik menjadi ibu profesional?
Jadi, ditulis dalam tulisan sebelumnya. Saya pernah mengikuti seminar yang mana pengisi acara nya itu ibu Septi PW. Nah, kebetulan beliaupun yang memulai komunitas ibu profesional. Karena semangat ingin menjadi ibu, saya sadar sekali butuh ilmu. Saya sadar sekali harus punya komunitas. Saya sadar sekali harus punya mentor. Oleh karena itu saya sengaja mendaftarkan diri saya untuk bergabung di komunitas ini.

Yang membuat saya juga tertarik dengan komunitas ini adalah ada kuliah online maupun offline menjadi ibu. Keren banget kan. Menurut saya untuk menjadi ibu pun butuh ilmu. Suka sedih kalau yang menganggap remeh tugas mulia ini. Seakan-akan tugas ini, tugas menjadi ibu itu tugas yang sebelah mata. Padahal kan tugasnya seumur hidup tanpa digaji dan dibayar.

Oh iya, di komunitas ibu profesionalpun ada institut nya loh. Institut Ibu Profesional. Ah keren banget ya. Kalau mau lebih jelas dan lengkap, langsung meluncur ya ke portal resminya. Oh iya, disini belajarnya tiap hari rabu jam 9 pagi selama 1 jam. Jadi ibu luangkan waktunya ya. Karena disini kita belajar. Ada kurikulumnya juga loh. hehehe...


My Plan....................................

Rencana saya tentunya berkaitan dengan ibu profesional, in syaa Allah akan diusahakan dalam jangka waktu maksimal 1 tahun dari sekarang. Jadi sekarang masih (calon) ibu bekerja, hihihihi....

Btw, langsung kebayang gini...

Nama    : Karlina Ekasari
Pekerjaan : Ibu Profesional
Perusahaan : Jl... (bla bla bla isi alamat rumah sendiri)
Jabatan : Direktur Utama
 
Ah kece kan kartu namanya, hihihi...

Hayuk siapa yang mau ikutan jadi ibu profesional? Cung....

Barakallah fiikum..
Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh

Karlina Ekasari,
(Masih) bekerja dan calon ibu profesional, aamiin Allahumma Aamiin

Selasa, 09 September 2014

Ibu bekerja dari kacamata seorang perempuan yang masih bekerja.....

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Dear muslimah, apakabarmu hari ini? Semoga senantiasa dalam lindungan Allah ya..

Akhir-akhir ini banyak sekali postingan di FB tentang ibu bekerja vs ibu rumah tangga... Jadi gini di FB itu ada teman yang full of time menjadi ibu sehingga dia akhirnya memberikan masukan tentang ibu. Nah ada yg masih bekerja, biasanya pasti memberikan postingan tentang kebolehan menjadi ibu bekerja, hehehe...

Menurutku sih gini yah...
Bekerja itu bagi perempuan gak wajib alias mubah alias diperbolehkan. Nah, kacamata itu yang harusnya disamakan dulu yah. Jangan mikir kemana-mana dulu yaa... Apalagi sampai bawa profesi bla, bla, dan bla.
Nah yang namanya gak wajib, jadi jangan ngoyo banget dalam bekerja. Toh kita ini sebegai perempuan itu diciptakan sebagai tulang rusuk kok bukan tulang punggung, eh... hehehe....

Jadi kalau ada yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, aku sih salut banget loh. Karena (ini menurut aku yah) biasanya seorang perempuan kalau udah bekerja tuh pasti susah untuk ninggalin kerjaannya. Coba deh di survei, pasti lebih memilih tetap kerja kan. hehehe

Jadi ibu full time itu sulit banget loh. Udah pasti harus menghilangkan gaji yang biasa dia dapat dari perusahaan demi berkarir dirumah, itu gak gampang. Belum lagi faktor orang tua, yang mengingingkan anak perempuan yang kini sudah menjadi isteri orang itu tetap bekerja. Karena rerata perempuan sekarang memang di didik oleh ayah ibu nya untuk bekerja diluar bukan untuk bekerja dirumah.

Semua orang berhak punya pandangannya terhadap hal ini. Banyak yang memihak dengan ibu bekerja tapi tidak sedikit pula yang akhirnya harus memutar impian mereka diluar untuk berkarir dirumah. Menurutku sih fitrah seorang perempuan tetap jadi isteri dan ibu. Walaupun banyaknya perempuan sekarang dijejali oleh pemikiran feminisme dan liberalisme yang akhirnya membuat perempuan kalau gak kerja tuh jadi ngerasa bodoh banget. Masa lulusan sarjana ini hanya jadi ibu rumah tangga.

Eh tapi lihat ayat ini deh..

Wanita pun diperintah oleh Allah untuk menjaga kehormatan mereka di hadapan laki-laki yang bukan suaminya dengan cara tidak bercampur baur dengan mereka, lebih banyak tinggal di rumah, menjaga pandangan, tidak memakai wangi-wangian saat keluar rumah, tidak merendahkan suara dan lain-lain.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzâb [33]: 33)

Kalau ditanya aku sendiri, jujur keinginan aku ingin jadi isteri dan ibu. Karena bagiku, masih banyak cara kok utk menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah terlalu lama. Pekerjaanku sekarang sebagai seorang bankir di Bank Syariah dengan waktu kerja 8 jam, menurutku berat banget. Gak kebayang, kalau nanti aku berangkat kerja anakku masih tidur. Pas pulang kantor, anakku udah tidur. Jadi yang dilihat pertama kali bukan ibu nya. Entah itu neneknya, susternya, atau mungkin tetangga yang dititipkannya. Ah, sedih gak sih kayak gitu.

Lihat beberapa blog yang memberikan pemahaman tentang ibu bekerja, aku langsung mikir itu pasti yang buat masih bekerja. Soalnya dari bahasanya itu loh. Hehehe....
Kalau aku sih menilai gak usah jauh nanti "gak ada dong yang jadi dokter perempuan atau profesi tanpa perempuan". Duh, aku sih mikirin diriku sendiri baru orang lain. Gak usah sampai sejauh itu.
Toh, masih banyak kok perempuan yang bekerja tanpa kita doktrin menjadi ibu rumah tangga pun. hehehe.  

Tapi memang dalam Islam itu gak ada persamaan gender loh. Yang ada perbedaan gender dengan jalur-jalur pahalanya sendiri. Ini aku ambil kutipan dari perentingnabawiyah.com oleh ustadz Budi Ashari.

DR. Adnan Baharits (Pakar pendidikan anak dari Universitas Ummul Quro Mekah) menyampaikan kalimat kesimpulan tentang posisi laki-laki dan perempuan dalam Islam,
Laki-laki berperan mengembangkan kemampuannya di kehidupan luar dan publik. Ia berperan di dunia ekonomi, manajemen, politik, militer dan lainnya.
Adapun wanita berperan mengembangkan kemampuannya di kehidupan dalam yang khusus. Ia berperan dalam mendidik dan menjaga keturunan, menjaga eksistensi wanita.

Tetapi ada wilayah sempit di antara dua kehidupan; luar dan dalam (rumah) yang memerlukan peran keduanya bersama-sama.
Hidup ini tidak bisa dilepaskan dari peran laki-laki dalam mendidik anak-anak dan menjaga keluarga. Sementara kehidupan di luar (rumah) tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan di dunia pendidikan, keperawatan/kesehatan, peran sosial dan lainnya.
Jadi, laki-laki tidak boleh menghabiskan dirinya berperan di dalam (rumah) dan mengabaikan bergabung dalam pengembangan umum. Dan wanita tidak boleh menghabiskan dirinya berperan di luar (rumah) dan mengabaikan kewajibannya berketurunan dan pendidikan.” (Dhowabit Tasyghil An Nisa’ h. 10-11)

Sedikit cerita ya, dulu pernah ikut seminar. Judulnya kece banget tentang Khadijah Masa Kini. Langsung terbayang sosok bunda Khadijah yang sukses. Salah satu pengisi seminar namanya ibu Septi PW, beliau lulusan psikologi universitas terbaik negeri ini dan memilih untuk berkarir dirumah. Anak-anaknya sukses luar biasa. Ah, pokoknya keren deh. Setiap hari main sama anaknya. Belajar di museum, kebun raya, kebun binatang. Kelihatannya seru sekali yah, hehehe... Aku pengen kayak gitu, hhehehe...

Kalaupun seorang perempuan tetap memilih untuk bekerja ya silahkan, asal yang terpenting Orangtua/Suami Ridho. Terus pilih pekerjaan yang memang tidak terlalu banyak ikhtilat atau mengharuskan safar tanpa mahram. Berhijab, pilih pekerjaan yang halal, berkah dan barokah ya, anggap aja hobi yang menghasilkan uang. Jangan stress, jgn pusing. Jangan diforsir. 

Well, masihkah bermimpi besar diluar rumah atau didalam rumah muslimah? :)

Wallahualam bishowab...

Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Karlina Ekasari
Perempuan yang masih bekerja dan dulu bercita-cita berkarir lalu akhirnya memutuskan untuk mengubah impian menjadi ibu rumah tangga..


Jumat, 15 Agustus 2014

Fenomena Jilboobs dan menyikapinya





Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Dear muslimah, kali ini ada fenomena menarik tentang 'Jilboobs'. Sebenarnya, apa itu jilboobs dan bagaimana menyikapinya.

Satu yang pasti adalah, kita tidak boleh berprasangka buruk atau mengeluarkan pernyataan bahwa ia tidak shalihah. Mungkin ini bagian dari hijrah mereka. Harga itu. Hargai setiap proses hijrah seseorang.

Kesalahan dalam proses belajar adalah hal yang harus dimaklumi, bukan? Justru yang tidak boleh kita anggap biasa adalah ketika orang asing dengan mudah mengeluarkan umpatan pada pribadi yang sedang berusaha berbenah menjadi lebih baik.

Ketika kita bisa mengutuk wanita-wanita yang belum menjulurkan penutup kepalanya sampai ke dada, kenapa masyarakat kita tidak bisa menujukan kutukan yang sama ke pelaku yang dengan isengnya mengumpulkan foto-foto mereka? Apakah hanya wanita yang harus berusaha menjaga diri, sementara lelaki bisa dengan enaknya tidak punya kewajiban menjaga mata?

Yang jelas, yang harus kita lakukan ialah kita melihat diri kita sendiri. Sudah benarkah kita dalam berhijab? Sudah benarkah kita dalam menutup aurat? Siapa sajakah yang berhak melihat aurat kita? Sesudah pertanyaan itu terseleseikan barulah kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya yaitu Sudahkah kita merangkul mereka yang belum berhijab? Mereka yang belum berhijab dengan benar? Sudahkah kita mengajak mereka, merangkul mereka.

Apa alasanmu berhijab muslimah? Karena Allah kah? Lantas mengaapa kalian enggan mengikuti perintah Allah.
Muslimah, mari kita buka kembali ayat Al Quran. Kita buka kembali surat Al Ahzab ayat 59. 
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang yang Mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”.

Mari kita buka kembali lagi surat An Nur ayat 31.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf
Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan              pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak padanya, dan hendaklan mereka menutupkan kain kudung di dadanya.

Ada dua syarat utama dalam berjilbab dalam Al Quran :
1. Mengulurkan Jilbab
2. Menutup kain kerudung hingga dada

Jadi jika kita ingin menutup aurat secara benar, bukan hanya ikut-ikutan perintah maunis, tentunya kita harus menutup aurat sesuai dengan Al Quran. Karena Al Quran sebaik-baiknya tuntunan manusia.

Kembali ke judulnya. Kita seorang muslimah tentunya harus mendoakan mereka, muslimah yang mungkin baru belajar berhijab. Mereka yang mungkin baru mengenal dan mencintai hijab.

Jadi sebenarnya agak sedih, ketika ada yang melabelkan Jilbab dengan Boobs, sehingga jadi terkesan porno banget. 

Mulailah berhenti mengupload gambar saudara muslimah kita yang kurang baik. Karena kita menghormatinya, kita menghargainya, kita mencintainya seperti kita mencintai diri kita sendiri.

Mulai mengajak orang terdekat kita. Coba tengok rumah kita, sudahkah berhijab semua. Pembantu rumah tangga kita, adik, kakak, saudara lainnya, ada tetangga juga yang harus kita dakwahi. 

Ternyata banyak ya PR kita....

Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh
@karlinaesari

===================================

Teman-teman, jika berkenan bisa ikuti Gerai Khadijah. Gerai Khadijah akan bersama-sama muslimah lainnya dalam berhijab yang benar, syar'i in syaa Allah.

* Follow twitter kami di @geraikhadijah ,  

* Add akun Facebook kami di www.facebook.com/akungeraikhadijah 

* Like fanpages Facebook kami di www.facebook.com/geraikhadijah.syiar 

* Ikuti di blog kami www.geraikhadijah.blogspot.com 

* Nantikan website Gerai Khadijah, in syaa Allah sedang dalam proses pembuatan.


# 30% keuntungan dari penjualan produk Gerai Khadijah akan diperuntukkan perwujudan Khadijah Center Pusat Dakwah Muslimah Indonesia. In syaa Allah#


Gerai Khadijah // Syi'ar Syar'i // Ketika ketaatan memenuhi ruang jiwa, maka ridho Illahi akan jadi tujuan utama.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” - See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/17/28161/101-alasan-untuk-pakai-jilbab/#sthash.ysoNr5M1.dpuf


Rabu, 06 Agustus 2014

Asuransi Terbaik


Ditulis oleh Budi Ashari

Asuransi Terbaik

Bukti cinta orang tua sepanjang jalan adalah mereka memikirkan masa depan anaknya. Mereka tidak ingin anak-anak kelak hidup dalam kesulitan. Persiapan harta pun dipikirkan masak-masak dan maksimal.
Para orang tua sudah ada yang menyiapkan tabungan, asuransi bahkan perusahaan. Rumah pun telah dibangunkan, terhitung sejumlah anak-anaknya. Ada juga yang masih bingung mencari-cari bentuk penyiapan masa depan terbaik. Ada yang sedang memilih perusahaan asuransi yang paling aman dan menjanjikan. Tetapi ada juga yang tak tahu harus berbuat apa karena ekonomi hariannya pun pas-pasan bahkan mungkin kurang.
Bagi yang telah menyiapkan tabungan dan asuransi, titik terpenting yang harus diingatkan adalah jangan sampai kehilangan Allah. Hitungan detail tentang biaya masa depan tidak boleh menghilangkan Allah yang Maha Tahu tentang masa depan. Karena efeknya sangat buruk. Kehilangan keberkahan. Jika keberkahan sirna, harta yang banyak tak memberi manfaat kebaikan sama sekali bagi anak-anak kita.
Lihatlah kisah berikut ini:
Dalam buku Alfu Qishshoh wa Qishshoh oleh Hani Al Hajj dibandingkan tentang dua khalifah di jaman Dinasti Bani Umayyah: Hisyam bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz. Keduanya sama-sama meninggalkan 11 anak, laki-laki dan perempuan. Tapi bedanya, Hisyam bin Abdul Malik meninggalkan jatah warisan bagi anak-anak laki masing-masing mendapatkan 1 juta Dinar. Sementara anak-anak laki Umar bin Abdul Aziz hanya mendapatkan setengah dinar.
Dengan peninggalan melimpah dari Hisyam bin Abdul Malik untuk semua anak-anaknya ternyata tidak membawa kebaikan. Semua anak-anak Hisyam sepeninggalnya hidup dalam keadaan miskin. Sementara anak-anak Umar bin Abdul Aziz tanpa terkecuali hidup dalam keadaan kaya, bahkan seorang di antara mereka menyumbang fi sabilillah untuk menyiapkan kuda dan perbekalan bagi 100.000  pasukan penunggang kuda.
Apa yang membedakan keduanya? KEBERKAHAN.
Kisah ini semoga bisa mengingatkan kita akan bahayanya harta banyak yang disiapkan untuk masa depan anak-anak tetapi kehilangan keberkahan. 1 juta dinar (hari ini sekitar Rp 2.000.000.000.000,-) tak bisa sekadar untuk berkecukupan apalagi bahagia. Bahkan mengantarkan mereka menuju kefakiran.
Melihat kisah tersebut kita juga belajar bahwa tak terlalu penting berapa yang kita tinggalkan untuk anak-anak kita. Mungkin hanya setengah dinar (hari ini sekitar Rp 1.000.000,-) untuk satu anak kita. Tapi yang sedikit itu membaur dengan keberkahan. Ia akan menjadi modal berharga untuk kebesaran dan kecukupan mereka kelak. Lebih dari itu, membuat mereka menjadi shalih dengan harta itu.
Maka ini hiburan bagi yang hanya sedikit peninggalannya.
Bahkan berikut ini menghibur sekaligus mengajarkan bagi mereka yang tak punya peninggalan harta. Tentu sekaligus bagi yang banyak peninggalannya.
Bacalah dua ayat ini dan rasakan kenyamanannya,

Ayat yang pertama, 

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu.” (Qs. Al Kahfi: 82)
Ayat ini mengisahkan tentang anak yatim yang hartanya masih terus dijaga Allah, bahkan Allah kirimkan orang shalih yang membangunkan rumahnya yang nyaris roboh dengan gratis. Semua penjagaan Allah itu sebabnya adalah keshalihan ayahnya saat masih hidup.
Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan,
“Ayat ini menunjukkan bahwa Allah ta’ala menjaga orang shalih pada dirinya dan pada anaknya walaupun mereka jauh darinya. Telah diriwayatkan bahwa Allah ta’ala menjaga orang shalih pada tujuh keturunannya.”
Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menukil kalimat Hannadah binti Malik Asy Syaibaniyyah,
“Disebutkan bahwa kedua (anak yatim itu) dijaga karena kesholehan ayahnya. Tidak disebutkan kesholehan keduanya. Antara keduanya dan ayah yang disebutkan keshalihan adalah 7 turunan. Pekerjaannya dulu adalah tukang tenun.”
Selanjutnya Ibnu Katsir menerangkan,
“Kalimat: (dahulu ayah keduanya orang yang sholeh) menunjukkan bahwa seorang yang shalih akan dijaga keturunannya. Keberkahan ibadahnya akan melingkupi mereka di dunia dan akhirat dengan syafaat bagi mereka, diangkatnya derajat pada derajat tertinggi di surga, agar ia senang bisa melihat mereka, sebagaimana dalam Al Quran dan Hadits. Said bin Jubair berkata dari Ibnu Abbas: kedua anak itu dijaga karena keshalihan ayah mereka. Dan tidak disebutkan kesholehan mereka. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa ia adalah ayahnya jauh. Wallahu A’lam 

Ayat yang kedua,

إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ
“Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (Qs. Al A’raf: 196)
Ayat ini mengirimkan keyakinan pada orang beriman bahwa Allah yang kuasa menurunkan al Kitab sebagai bukti rahmatNya bagi makhlukNya, Dia pula yang akan mengurusi, menjaga dan menolong orang-orang shalih dengan kuasa dan rahmatNya. Sekuat inilah seharusnya keyakinan kita sebagai orang beriman. Termasuk keyakinan kita terhadap anak-anak kita sepeninggal kita.
Untuk lebih jelas, kisah orang mulia berikut ini mengajarkan aplikasinya.
Ketika Umar bin Abdul Aziz telah dekat dengan kematian, datanglah Maslamah bin Abdul Malik. Ia berkata, “Wahai Amirul Mu’minin, engkau telah mengosongkan mulut-mulut anakmu dari harta ini. Andai anda mewasiatkan mereka kepadaku atau orang-orang sepertiku dari masyarakatmu, mereka akan mencukupi kebutuhan mereka.”
Ketika Umar mendengar kalimat ini ia berkata, “Dudukkan saya!”
Mereka pun mendudukkannya.
Umar bin Abdul Aziz berkata, “Aku telah mendengar ucapanmu, wahai Maslamah. Adapun perkataanmu bahwa aku telah mengosongkan mulut-mulut anakku dari harta ini, demi Allah aku tidak pernah mendzalimi hak mereka dan aku tidak mungkin memberikan mereka sesuatu yang merupakan hak orang lain. Adapun perkataanmu tentang wasiat, maka wasiatku tentang mereka adalah: ((إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ)). Anaknya Umar satu dari dua jenis: shalih maka Allah akan mencukupinya atau tidak sholeh maka aku tidak mau menjadi orang pertama yang membantunya dengan harta untuk maksiat kepada Allah.” (Umar ibn Abdil Aziz Ma’alim At Tajdid wal Ishlah, Ali Muhammad Ash Shalaby)
Begitulah ayat bekerja pada keyakinan seorang Umar bin Abdul Aziz. Ia yang telah yakin mendidik anaknya menjadi shalih, walau hanya setengah dinar hak anak laki-laki dan seperempat dinar hak anak perempuan, tetapi dia yakin pasti Allah yang mengurusi, menjaga dan menolong anak-anak sepeninggalnya. Dan kisah di atas telah menunjukkan bahwa keyakinannya itu benar.
Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang khalifah besar yang berhasil memakmurkan masyarakat besarnya. Tentu dia juga berhak untuk makmur seperti masyarakatnya. Minimal sama, atau bahkan ia punya hak lebih sebagai pemimpin mereka. Tetapi ternyata ia tidak meninggalkan banyak harta. Tak ada tabungan yang cukup. Tak ada usaha yang mapan. Tak ada asuransi seperti hari ini.
Tapi tidak ada sedikit pun kekhawatiran. Tidak tersirat secuil pun rasa takut. Karena yang disyaratkan ayat telah ia penuhi. Ya, anak-anak yang shalih hasil didikannya.
Maka izinkan kita ambil kesimpulannya:
  1. Bagi yang mau meninggalkan jaminan masa depan anaknya berupa tabungan, asuransi atau perusahaan, simpankan untuk anak-anak dari harta yang tak diragukan kehalalannya.
  2. Hati-hati bersandar pada harta dan hitung-hitungan belaka. Dan lupa akan Allah yang Maha Mengetahui yang akan terjadi.
  3. Jaminan yang paling berharga –bagi yang berharta ataupun yang tidak-, yang akan menjamin masa depan anak-anak adalah: keshalihan para ayah dan keshalihan anak-anak.
Dengan keshalihan ayah, mereka dijaga.
Dan dengan keshalihan anak-anak, mereka akan diurusi, dijaga, dan ditolong Allah.

Editor: Nunu Karlina