Total Tayangan Halaman

Senin, 14 Juli 2014

Riba-riba, ada disekitar kita...

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Sudah lama rasanya tidak menulis di blog ini. Kangen sekali....................................................... Hehehe, lebay amat yak...

Beberapa bulan belakang, sibuk woro wiri dengan hal ini dan itu tapi Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan untuk terus berada di jalanNYA.

Bulan Mei yang lalu, aku terpilih menjadi tim acara di kajian muslimah YISC Al Azhar. Yang bikin jlebnya lagi adalah ketika acaranya itu bertemakan Harta Haram Kontemporer oleh ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, Lc, MA. Langsung dipikiran pertama kali ialah, ustadz salafi yang keras dan pakem. Tapi rasa penasaran terus muncul. Ingin sekali mengetahui perihal tentang harta yang selama ini aku bersusah payah mengumpulkannya.

Dan hari itupun tiba yang dinanti. Baru pertama kali ini ikut kajian ustadz Erwandi, dan Masya Allah masih fakir diri ini dari ilmu-ilmu. Begitu banyak kegalauan karena kepungan riba ada disekitar kita. Ingatan langsung terarah ke hadits Rasulullah sebagai berikut :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyanllahu'anhu, Rasulullah Shallahu'alaihi wa sallam bersabda "Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman yang pada waktu itu orang tidak lagi memperdulikan harta yang diperolehnya, apakah dari jalan halal atau haram" ( Shahih Bukhari)

Lalu, pertanyaannya adalah kita kah yang termasuk orang-orang di dalamnya? Orang-orang yang sudah tidak memperdulikan lagi kehalalan harta kita?

Kita harus menyepakati bahwa riba itu haram. Itu dulu, yang kita harus sepakati, lalu baru cari solusi nya. Lantas, jika kita malah menikmati riba, bagaimana mungkin kita menyepakati hal tersebut.

Kita telaah bahwa riba itu haram.
"....Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (Surat Al Baqarah : 275)

Tinggalkan riba karena :
1. Akan diperangi Allah dan Rasulnya (Surat Al Baqarah : 279)
2. Kekal berada dalam neraka (Surat Al Baqarah : 275)
3. Menghalalkan diri di adzab Allah (HR. Ibnu Majah)
4. Dosa yang paling ringan sama seperti berzina dengan ibu kandungnya (HR. Hakim, Ibnu Hajah, dan Baihaqi)

Dengan penjelasan diatas, masihkah kita sibuk beralasan hanya utk riba?

Pada waktu kajian ustadz Erwandi, ada beberapa pertanyaan yang bikin 'makjleb'.
1. Tanya (T) : Assalamualaykum ustadz, ana mencicil sebuah rumah dengan sistem riba. Ana ingin terhindar dari riba, sedangkan itu rumah ana satu-satunya. Apa yang ana harus lakukan?
    Jawab (J) : waalaykumussalam, jual saja rumahnya lalu beli rumah yang lebih kecil. Atau mengontrak rumah lebih Allah ridhoi dibanding memiliki rumah yang Allah tidak ridhoi.

2. Tanya (T) : Assalamualaykum ustadz, apa hukumnya satpam/petugas kebersihan bank riba?
    Jawab (J) : Waalaykumussalam, apa yang mau dijagain? Tempat haram? Tempat yang Allah murkai? Harta yg diperolehnya haram

3. Tanya (T) : Assalamualaykum ustadz, ana terbantu sekali dengan asuransi konvensional sehingga menurut ana, lalu bagaimana hukumnya ustadz?
    Jawab (J) : Waalaykumussalam, iya khamarpun ada manfaatnya namun apa kita tetap meminumnya? tentu tidak kan?

Masih banyak lagi sebenarnya. Tapi yang jelas setelah mengikuti kajian ini, aku banyak tau selama ini masih terjebak dalam kepungan riba.

Untuk tahu lebih banyak, beli buku Dr. Ustadz Erwandi Tarmizi, Lc, MA. Buku beliau lumayan 'menyeramkan' untuk kita, hehehe.

Iman itu seperti cahaya matahari, Jika kau mendengakkan kepalamu maka hanya cahaya yang silau yang kau akan dapat. Maka menunduklah, biarkan cahaya itu menerangi jalanmu.

Terus cari kebenaran ya, bukan hanya sekedar pembenaran.

Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Salam
@karlinaesari

Follow twitter Gerai Khadijah yaa @geraikhadijah