Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Oktober 2014

STANDAR GANDA

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Judul diatas bukan pilihan untuk jawab soal ya. Tapi kegemesan dengan pemikiran-pemikiran ngaco jaman sekarang. 

Entah darimana awalnya pemikiran ini muncul. Postingan di beberapa media sosial belakangan inilah yang membuatku 'gerah' dan harus segera dilawan.

Masih belum tersampaikan dengan pikiran aku saat ini kalimat "gpp buruk asal bla bla bla". Masih super duper aneh. Lah masa iya, manusia milih yang buruk. Pemikiran ini jelas racun. Racun yang mempengaruhi sosok figur kita nantinya. Kalau aku sih simple aja, kalau pemikiran ini terus dibiarkan. Masih belum kebayang nantinya anak kita bilang "Bu, aku gpp ya tatoan yang penting kan aku kerja" atau "Bu, aku kerja jadi apa aja ya, nanti uangnya kan buat ibu, bangun masjid, sedekah". Hadeh hadeh -_-

Padahal dulu waktu kecil selalu dinasehatin yang baik-baik sama ibu kita. "Nak, jadi anak yang pinter, sholeh, jujur". Bukankah begitu? Kenapa sekarang jadi pemikirannya liar begini.

Bahaya, ini bahaya pemikiran yang jelas harus dipotong. Harus segera dihentikan titik gak pake koma.
Lebih bahaya, akhirnya banyak yang mengekor dengan pemikiran seperti ini.

Kaum liberal emang terkadang suka bikin standar ganda. Standar ganda itu kalau buat orang lain boleh tapi diri sendiri jangan lah. Aneh kan. Dan yang aneh, kita mau aja ngikut pemikiran mereka.

Contoh konkrit nya adalah ketika pertanyaan ini disampaikan balik ke mereka "Yauda, kamu yang punya standar begitu berani gak bawa calon pasanganmu yang tatoan, ngerokok, pakai anting-anting banyak, gak jelas ke ayah dan ibu mu dan bilang "Jangan lihat luarnya dong". Pastilah langsung shock ayah/ibu mu"

Atau malah jangan-jangan nanti kita yang akan dibilang seperti itu "Jangan lihat luarnya dong bu. Walaupun dia tatoan, pakai anting yang penting kerja kan". Nah, kalau yang ini pasti kamu yang pingsan.

Lah masa iya, sekarang aja kita kalau minta ke Allah minta yang terbaik. Tapi kenyataanya kita milih yang terburuk. Ini gak nyambung sih menurutku.

Contoh konkrit standar ganda lainnya adalah di Amerika sana, gak kawin tapi punya anak itu wes biasa. Tapi coba kalau dilakuin sama presiden Obama. Apa kata dunia? Langsung dihujat. 

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung nama-nama tertentu. Tulisan ini murni kegerahan seorang Karlina Ekasari terhadap teman-teman di media sosial. Gak nyangka habisnya, karena yang mendukung pemikiran itu kenyataannya sekolahnya tinggi-tinggi, dari keluarga yang baik-baik, terus pada punya kerjaan pula. Kenyataanya dikehidupan sehari-harinya mereka gak mau yang buruk-buruk terjadi dihidup mereka. Geli sendiri jadinya.

Sudahlah, yang agamanya Islam kembalilah ke Islam. Kembalilah ke teladan mulia. Manusia terbaik dimuka bumi ini Rasulullah Shallahu Alaihiwassalam. Akhlaknya baik, Ibadahnya kuat, Pekerja keras, Suami Idaman, Ayah yang baik, Kakek yang baik. Masya Allah. Sebaik-baiknya teladan.

Menurutku juga seorang Muslim itu harus punya pemikiran seperti ini Muslim, Cerdas, Bertauhid, Berakhlak mulia, Pekerja keras, serta kaya raya. Itu baru pemikiran muslim. Setuju kan?

Yess, setuju...
Biidznillah...
Ya Rabbi, jadikan dunia digenggamanku bukan dihatiku...
Agar dunia mungkin aku kuasai tapi hatiku hanya tertuju untukMu...

Aamiin Allahumma Aamiin...

Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh..
Salam hangat,
Karlina Ekasari
(Minta fadillah doa dari teman-teman, agar aku segera jadi calon ibu ^^)


Minggu, 26 Oktober 2014

Menikah itu.....

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Dear muslimah, kali ini aku mau bercerita sedikit tentang perjalanan hidupku. Tentang moment terindah. Tentang perubahan status. Tentang takdir Allah. Tentang cinta. Cinta yang akan mengantarkanku ke syurga bersama dia, yang Allah kini telah takdirkan menjadi suamiku. Ya, ini tentang pernikahanku.


Pada bulan Mei 2014 tahun ini, aku dipertemukan untuk pertama kali nya dengan laki-laki. Dikenalkan oleh seorang yang sangat terpercaya membuatku akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah yang terbesar. Aku ingin menikah. Hihihi..

Juni 2014, selang satu bulan aku dilamar oleh dia. Proses yang sangat cepat tapi tidak terburu-turu. Karena memang aku dan dia sama-sama sudah mempersiapkan nikah sejak beberapa tahun yang lalu.

Dan Oktober 2014, tepat di tanggal 12 Oktober 2014 kami pun menikah.

Menikah itu buatku adalah impian. Mungkin ini pendapat yang terlalu umum, apalagi untuk perempuan. Tapi aku ingin wujudkan pernikahanku menjadi impian. Impian yang kelak akan aku bangun bersama suamiku, dan anak-anakku hingga mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan warrohmah.

Menikah itu membuat perjanjian terberat dengan Allah. “Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lai (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil penjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu”. (QS. An Nisa: 21). Mitsaqan Ghaliza merupakan perjanjian terberat yang Allah sejajarkan dengan perjanjian Allah dengan Bani Israil dan perjanjian Allah dengan para nabi. Masya Allah, luar biasa berat perjanjian ini. Hingga pantaslah jika seorang isteri melakukan dosa, maka suami bertanggung jawab terhadap dosa-dosa isterinya.

Menikah itu siap melahirkan generasi terbaik untuk ummat. Siap mendampingi anak-anak yang akan menjadi investasi dunia dan akhirat.

Menikah itu menjadikan wanita mulia. Mulia karena akhlaknya merawat suami. Mulia karena dengan begitu wanita lebih terjaga, lebih terhormat kemuliannya.

Menikah itu, menikmati perjalanan yang Allah takdirkan untuk kulalui bersamanya. Cinta yang akan kuhadirkan hingga ke syurga. Komitmen yang dipegang oleh dua insan karena Allah.

Menikah itu, bertemu karena Allah, mencintai karena Allah, dan menikah karena Allah.

Ketika ditanya pertanyaan yang menggelitik, "Sudah siap belum menikah?. Jawabku sederhana. Sampai kapanpun manusia tidak akan pernah siap. Hanya manusia punya kesempatan untuk terus belajar. Belajar tentang kehidupan.

Menikahlah untuk menyempurnakan hidupmu. Untuk menyempurnakan separuh agamamu. 

Semoga Allah mudahkan langkah untuk menikah yaa...

Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh
=============================================
Karlina Ekasari


Senin, 06 Oktober 2014

Makan ikan.....

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh semuanya...

Akhir-akhir ini jadi suka banget makan ikan. Terutama gulai ikan. Karena kesukaan makan ikan yang semakin membuncah, jadi minta bikinin mama gulai ikan terus deh. Tapi pengen juga ah nyoba gulai ikan sendiri. Nah ini yah resepnya.

Bahan
2 potong kepala ikan kakap ukuran sedang
1 sendok makan air jeruk nipis
7 gelas santan dari 1 buah kelapa
2 batang serai
1½ ruas jari lengkuas, keprek
1 lembar daun kunyit
10 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
2 asam kandis
Garam

Ulek Halus
9 butir bawang merah
3 siung bawang putih
5 cabai merah besar
1½ ruas jari jahe
1½ ruas jari kunyit

Caranya :
Cuci bersih kepala ikan kakap, lumuri perasan jeruk nipis dan garam.  Diamkan selama 15 menit.
Masukkan bumbu halus ke santan bersama serai, lengkuas, daun kunyit, dan daun jeruk, hingga harum. Masak hingga tercium harum dan santan mendidih.
Masukkan kepala ikan dan asam kandis. Masak di atas api kecil hingga kepala ikan berubah warna dan santan berminyak. Beri garam, aduk rata. Cicipi.
Angkat.

Kelihatannya sih mudah ya, mudah-mudahan sih dalam waktu dekat bisa segera membuatnya..
Hihihi...
Yummy.....