Total Tayangan Halaman

Senin, 10 November 2014

TOLAK FEMINISME DAN RUU KESETARAAN GENDER

 


Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Feminisme dan kesetaraan gender. Dua hal yang kelihatannya berbeda namun kenyataannya saling bersatu.Dua hal yang selalu menggelitik telinga saya setahun ini. Dua hal, yang saya selalu antusias jikalau ada seminar atau kajian materinya.

Sebelum beranjak kejudul diatas, baiknya kita cermati dulu apa itu feminisme. Kita telaah feminisme dari kacamata seorang muslimah bukan dari kacamata perempuan barat.

Feminisme, mungkin jika digali atau diartikan banyak sekali yang mengartikan kata-kata 'seksi' ini. Menurut Susan Osborne, feminisme adalah cara pandang perempuan dimana perempuan melihatnya dari perspektif perempuan. Atau mungkin boleh saya artikan ialah feminisme merupakan cara pandang perempuan barat melihatnya dari perspektif perempuan barat pula.

Kasus KDRT, pelecehan perempuan, dan kejahatan terhadap perempuan yang akhirnya membuat aktivis feminisme menawarkan ideologi mereka kepada kaum perempuan. Namun ada hal yang harus dicermati. Sesungguhnya kejahatan terhadap perempuan lahir dari ideologi feminisme. 

Masih belum paham? Contoh sederhananya begini. 
Kaum feminis sering kali menganggap perempuan itu kuat, perempuan hebat, perempuan bisa melakukan segalanya tanpa laki-laki, perempuan pandai mencari nafkah. Kaum feminis sering juga memunculkan tokoh-tokoh perempuan yang mereka anggap bisa mewakili kaum mereka. Didukung media-media sekuler dan liberal yang selalu memunculkan 'citra baik' feminis yang akhirnya menyebabkan pemikiran kaum perempuan menjadi berubah. Perempuan haruslah seperti kaum feminis, jika tidak maka bukan perempuan hebat. Perempuan harus seperti pemikiran kaum feminis jika tidak bukanlah perempuan yang kece.

Dan pemikiran ini pun sudah merasuk ke pemikiran sekolah-sekolah TK atau Dasar. Tanyakan kepada anak-anak perempuan yang duduk di bangku sekolah SD atau TK, apakah ada dari mereka yang bercita-cita menjadi ibu rumah tangga. Apakah masih ada?

Lanjut lagi ke hubungan antara feminis dan kejahatan perempuan. Lihatlah berapa banyak perempuan yang diperkosa setelah pulang kerja larut malam. Bukankah kaum feminis yang memaksa pemikiran mereka bahwa perempuan yang bekerja itu hebat sehingga saat ini banyak perempuan yang bekerja hingga larut malam.

Atau banyak perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual di dalam Bis Umum atau Kereta saat mereka sedang berdesak-desakan dengan kaum laki-laki yang akan bekerja. Bukankah kaum feminis yang menyatakan bahwa perempuan haruslah sama dengan laki-laki.

Tentang KDRT, mungkin banyak faktor yang menyebabkan timbulnya KDRT. Ditarik garis besar KDRT dipicu karena banyak laki-laki yang saat ini menganggur dikarenakan lahan mencari nafkah mereka banyak diambil perempuan. Lihat mengapa banyak buruh pabrik yang rerata perempuan? Itu karena biaya upah perempuan lebih kecil dibanding biaya upah laki-laki yang akhirnya banyak pengusaha justru mengeksploitasi kaum perempuan. Bukankah kaum feminis yang mengajari mereka agar perempuan wajib bekerja, dan mencari nafkah.

Semakin menjamurnya usaha penitipan anak berarti semakin besar persentase ibu yang menitipkan anak-anak mereka. Yang juga dapat disimpulkan semakin banyak anak yang dititipkan dan semakin banyak pula anak-anak yang kehilangan kasih sayang ibunya semenjak kecil. Bukankah kaum feminisme yang membuat citra bahwa seorang ibu harus bekerja diluar rumah.

Begitulah feminisme meracuni pemikiran perempuan. Dari semenjak TK hingga dewasa, pemikiran feminisme terus meracuni kita. 

Apa hubungannya feminisme dengan kesetaraan gender?

Feminisme, lebih tepatnya feminisme liberalisme. Paham ideologi yang menjadikan satu antara feminisme dengan liberalisme. Paham dimana kebebasan dan tidak ada batas-batas menjadi ciri khasnya.
Lalu apa hubungannya dengan kesetaraan gender?

Feminisme liberalisme, paham yang mambedakan antara Sex dengan Gender. Atau dalam bahasa Indonesianya Jenis kelamin dengan sifat jenis kelamin. Menurut ideologi feminisme liberalisme, sex dengan gender berbeda.
>> Sex dibagi menjadi dua (2) yaitu Female dan Male.
>> Gender dibagi menjadi dua (2) yaitu Maskulin dan Feminin
Dengan adanya pembagian-pembagian seperti itu yang akhirnya memunculkan perspektif/pandangan bahwa keduanya berbeda dan tidak berhubungan. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai jenis kelamin perempuan bebas mempunyai sifat maskulin. Ataupun sebaliknya.

Pemikiran liar seperti inilah yang menyebabkan seseorang berhak menjadi Lesbi ataupun Gay. Ataupun transgender. Pemikiran berbahaya yang tidak lagi membedakan gender atau semuanya disetarakan. Pemikiran feminisme liberalisme inilah yang masuk kedalam RUU Kesetaraan Gender.
Seperti yang disampaikan AILA (Aliansi Cinta Keluarga) yang juga menolak RUU Kesetaraan Gender dengan perspektif sebagai berikut :
  1. RUU KKG sejatinya lahir dari asumsi bahwa perempuan Indonesia berada dalam sistem yang menindas dan mendeskriminasi perempuan sehingga diperlukan perangkat perundangan yang membela kaum perempuan. Padahal ide Kesetaraan Gender sarat dengan upaya liberalisasi dan individualisasi manusia, terlihat dari upaya berbagai kelompok untuk menghilangkan norma-norma agama dan budaya Indonesia dalam pasal-pasalnya. Sehingga disadari atau tidak, RUU KKG hanya akan melahirkan individu yang tidak terikat pada norma-norma agama dan budaya.
  2. Gender merupakan konsep jenis kelamin baru yang dimunculkan kaum feminis akibat gelombang revolusi seksual di Barat yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan budaya Indonesia. Gender atau jenis kelamin sosial ini sangat berpotensi menyuburkan praktek LGBT (Lesbian Gay Bisexual and Transgender) dan menjadi ancaman serius keluarga Indonesia karena membuat kaum perempuan dan pria terlepas dari kodratnya masing-masing.
  3. Ide Kesetaraan Gender yang ditawarkan bagi bangsa-bangsa di dunia melalui CEDAW (Convention on The Elimination Of All Forms Discrimination Against Women) dan telah diratifikasi Indonesia sejak tahun 1984, secara empiris telah membuat rapuh pondasi dari sebuah keluarga. Padahal rapuhnya sebuah keluarga akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional sebuah bangsa. Hal ini disadari dengan baik oleh negara-negara besar seperti Amerika yang justru enggan meratifikasi CEDAW.
  4. Solusi dari permasalahan perempuan dan keluarga adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia yang luhur kepada segenap lapisan masyarakat melalui program pengokohan keluarga dan bukan membuat RUU yang justru akan merusak tatanan keluarga ideal.   

Feminisme liberalisme juga memunculkan pemikiran bahwa segala sesuatu harus didasarkan keinginan dan tidak berhak dipaksakan. Maka boleh melakukan aborsi jika perempuan tidak ingin mengandung ataupun melahirkannya. Atau boleh melakukan hubungan badan walau belum menikah asalkan suka sama suka.

Feminisme liberalisme juga mempengaruhi agama-agama yang ada. Terutama agama Islam. Bisa kita lihat di Amerika sudah ada perempuan yang jadi imam untuk laki-laki.

Pandangan seorang Muslimah

Setelah pemaparan diatas, tentunya sebagai seorang Muslimah (perempuan yang beragama Islam dan meyakini Islam sebagai jalan yg benar) harus punya pandangan lain. Pandangan seorang Muslimah tentunya berbeda dengan pandangan perempuan barat.
Dalam pandangan Muslimah, setara bukan berarti sama.
Dalam pandangan Muslimah, adil bukanlah bagi rata. Tapi adil ialah menempatkan sesuatu pada porsinya.
Dalam pandangan Muslimah, laki-laki dan perempuan dilahirkan berbeda dengan kemuliaannya masing-masing.
Dalam pandangan Muslimah, laki-laki dan perempuan sudah ada hak dan kewajibannya masing-masing sesuai porsinya.
Dalam pandangan Muslimah, ada bagian-bagian yang laki-laki wajib lakukan adan bagian-bagian perempuan yang juga wajib lakukan.
Dalam pandangan Muslimah, hanya ada dua jenis kelamin dengan sifat jenis kelaminnya. Yaitu perempuan dengan sifat perempuannya dan laki-laki dalam sifat kelaki-lakiannya.

Dalam pandangan Muslimah, tentunya hidup ini tidaklah bebas semau kita. Bumi ini ada yang punya. Bumi ini milik Allah. Maka selayaknya kita taat dan tunduk kepada yang menciptakan bumi dan kita tentunya.
Dalam pandangan Muslimah, kewajiban kepada Allah lebih utama dibanding kemauan kita. Taat pada ajaran yang dibawa Rasulullah haruslah yang terpenting dibanding keinginan kita.

Dalam pandangan Muslimah, laki-laki dan perempuan bukan persaingan tapi mitra yang harus bersinergis.
dalam pendangan Muslimah, laki-laki harus menghormati perempuan dan memuliakannya begitupun sebaliknya.

Maka sudah selayaknya lah, muslimah untuk kembali ke pemikiran Islam bukan pemikiran barat yang dipaksakan kedalam pemikiran kita. Allah Maha Tahu dibanding pemikiran sempit kita. Allah sudah atur bagaimana laki-laki dan perempuan bersikap. Islam sudah jauh lebih mendalami perbedaan yang disinergiskan.

Laki-laki dan perempuan berbeda, tidak perlu disamakan dan disetarakan karena sudah ada jalannya masing-masing.

TOLAK FEMINISME DAN RUU KESETARAAN GENDER 
=
 MENYELAMATKAN GENERASI DAN PERADABAN

Salam hangat,
Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh

- Karlina Ekasari -

2 komentar:

  1. Tujuan dari ‘Pembebasan Perempuan’ adalah membuat setiap perempuan tidak lagi memiliki empati terhadap setiap pria, termasuk anak atau bayi laki-laki.
    Apa imbas dari ajaran merusak ini? Mallory mengatakan berdasarkan pengalamannya bahwa ia melihat sendiri perjalanan hidup para wanita yang termakan ajaran menyesatkan dari feminis marxis, yang mana para wanita ini di usianya yang ke 50 – 60 tahun menangisi diri dan berduka dikarenakan bayi-bayi milik mereka yang telah mereka bunuh melalui praktik aborsi, hal ini dikarenakan mereka mempertahankan masa depan tanpa cinta. Para wanita ini menangis dihadapan Mallory sambil meratap: "Di mana anak-anak saya? Di mana cucu-cucu saya?”
    Sumber buku: Awaken The Giant – Bangkitnya Revolusi Sosial Dunia (penulis: Sulianta,Feri)

    BalasHapus
  2. Benar sekali..
    Tolak RUU KG ini dgn segera..!
    Tujuan feminisme yg sebenarnya adalah hanya utk mengkriminalisasi hukum2 Allah / Islam & merusak generasi Islam..

    BalasHapus