Total Tayangan Halaman

Selasa, 09 September 2014

Ibu bekerja dari kacamata seorang perempuan yang masih bekerja.....

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh,

Dear muslimah, apakabarmu hari ini? Semoga senantiasa dalam lindungan Allah ya..

Akhir-akhir ini banyak sekali postingan di FB tentang ibu bekerja vs ibu rumah tangga... Jadi gini di FB itu ada teman yang full of time menjadi ibu sehingga dia akhirnya memberikan masukan tentang ibu. Nah ada yg masih bekerja, biasanya pasti memberikan postingan tentang kebolehan menjadi ibu bekerja, hehehe...

Menurutku sih gini yah...
Bekerja itu bagi perempuan gak wajib alias mubah alias diperbolehkan. Nah, kacamata itu yang harusnya disamakan dulu yah. Jangan mikir kemana-mana dulu yaa... Apalagi sampai bawa profesi bla, bla, dan bla.
Nah yang namanya gak wajib, jadi jangan ngoyo banget dalam bekerja. Toh kita ini sebegai perempuan itu diciptakan sebagai tulang rusuk kok bukan tulang punggung, eh... hehehe....

Jadi kalau ada yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, aku sih salut banget loh. Karena (ini menurut aku yah) biasanya seorang perempuan kalau udah bekerja tuh pasti susah untuk ninggalin kerjaannya. Coba deh di survei, pasti lebih memilih tetap kerja kan. hehehe

Jadi ibu full time itu sulit banget loh. Udah pasti harus menghilangkan gaji yang biasa dia dapat dari perusahaan demi berkarir dirumah, itu gak gampang. Belum lagi faktor orang tua, yang mengingingkan anak perempuan yang kini sudah menjadi isteri orang itu tetap bekerja. Karena rerata perempuan sekarang memang di didik oleh ayah ibu nya untuk bekerja diluar bukan untuk bekerja dirumah.

Semua orang berhak punya pandangannya terhadap hal ini. Banyak yang memihak dengan ibu bekerja tapi tidak sedikit pula yang akhirnya harus memutar impian mereka diluar untuk berkarir dirumah. Menurutku sih fitrah seorang perempuan tetap jadi isteri dan ibu. Walaupun banyaknya perempuan sekarang dijejali oleh pemikiran feminisme dan liberalisme yang akhirnya membuat perempuan kalau gak kerja tuh jadi ngerasa bodoh banget. Masa lulusan sarjana ini hanya jadi ibu rumah tangga.

Eh tapi lihat ayat ini deh..

Wanita pun diperintah oleh Allah untuk menjaga kehormatan mereka di hadapan laki-laki yang bukan suaminya dengan cara tidak bercampur baur dengan mereka, lebih banyak tinggal di rumah, menjaga pandangan, tidak memakai wangi-wangian saat keluar rumah, tidak merendahkan suara dan lain-lain.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzâb [33]: 33)

Kalau ditanya aku sendiri, jujur keinginan aku ingin jadi isteri dan ibu. Karena bagiku, masih banyak cara kok utk menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah terlalu lama. Pekerjaanku sekarang sebagai seorang bankir di Bank Syariah dengan waktu kerja 8 jam, menurutku berat banget. Gak kebayang, kalau nanti aku berangkat kerja anakku masih tidur. Pas pulang kantor, anakku udah tidur. Jadi yang dilihat pertama kali bukan ibu nya. Entah itu neneknya, susternya, atau mungkin tetangga yang dititipkannya. Ah, sedih gak sih kayak gitu.

Lihat beberapa blog yang memberikan pemahaman tentang ibu bekerja, aku langsung mikir itu pasti yang buat masih bekerja. Soalnya dari bahasanya itu loh. Hehehe....
Kalau aku sih menilai gak usah jauh nanti "gak ada dong yang jadi dokter perempuan atau profesi tanpa perempuan". Duh, aku sih mikirin diriku sendiri baru orang lain. Gak usah sampai sejauh itu.
Toh, masih banyak kok perempuan yang bekerja tanpa kita doktrin menjadi ibu rumah tangga pun. hehehe.  

Tapi memang dalam Islam itu gak ada persamaan gender loh. Yang ada perbedaan gender dengan jalur-jalur pahalanya sendiri. Ini aku ambil kutipan dari perentingnabawiyah.com oleh ustadz Budi Ashari.

DR. Adnan Baharits (Pakar pendidikan anak dari Universitas Ummul Quro Mekah) menyampaikan kalimat kesimpulan tentang posisi laki-laki dan perempuan dalam Islam,
Laki-laki berperan mengembangkan kemampuannya di kehidupan luar dan publik. Ia berperan di dunia ekonomi, manajemen, politik, militer dan lainnya.
Adapun wanita berperan mengembangkan kemampuannya di kehidupan dalam yang khusus. Ia berperan dalam mendidik dan menjaga keturunan, menjaga eksistensi wanita.

Tetapi ada wilayah sempit di antara dua kehidupan; luar dan dalam (rumah) yang memerlukan peran keduanya bersama-sama.
Hidup ini tidak bisa dilepaskan dari peran laki-laki dalam mendidik anak-anak dan menjaga keluarga. Sementara kehidupan di luar (rumah) tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan di dunia pendidikan, keperawatan/kesehatan, peran sosial dan lainnya.
Jadi, laki-laki tidak boleh menghabiskan dirinya berperan di dalam (rumah) dan mengabaikan bergabung dalam pengembangan umum. Dan wanita tidak boleh menghabiskan dirinya berperan di luar (rumah) dan mengabaikan kewajibannya berketurunan dan pendidikan.” (Dhowabit Tasyghil An Nisa’ h. 10-11)

Sedikit cerita ya, dulu pernah ikut seminar. Judulnya kece banget tentang Khadijah Masa Kini. Langsung terbayang sosok bunda Khadijah yang sukses. Salah satu pengisi seminar namanya ibu Septi PW, beliau lulusan psikologi universitas terbaik negeri ini dan memilih untuk berkarir dirumah. Anak-anaknya sukses luar biasa. Ah, pokoknya keren deh. Setiap hari main sama anaknya. Belajar di museum, kebun raya, kebun binatang. Kelihatannya seru sekali yah, hehehe... Aku pengen kayak gitu, hhehehe...

Kalaupun seorang perempuan tetap memilih untuk bekerja ya silahkan, asal yang terpenting Orangtua/Suami Ridho. Terus pilih pekerjaan yang memang tidak terlalu banyak ikhtilat atau mengharuskan safar tanpa mahram. Berhijab, pilih pekerjaan yang halal, berkah dan barokah ya, anggap aja hobi yang menghasilkan uang. Jangan stress, jgn pusing. Jangan diforsir. 

Well, masihkah bermimpi besar diluar rumah atau didalam rumah muslimah? :)

Wallahualam bishowab...

Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Karlina Ekasari
Perempuan yang masih bekerja dan dulu bercita-cita berkarir lalu akhirnya memutuskan untuk mengubah impian menjadi ibu rumah tangga..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar