Total Tayangan Halaman

Rabu, 15 Januari 2014

Muslimah, pantaskah menjadi pemimpin?

Bismillahirrohmanirrohim...

Assalamualaykum warrohmatullohi Wabarokatuh..

Sebagai seorang muslimah, tentunya pertanyaan yg menggelitik. Izinkan aku
menulisnya darisudut pandang pemikiran sederhana.

Pertanyaanku cuma satu, jika muslimah menjadi pemimpin kemana saudara muslim? Apakah saat ini, justru banyak ikhwan yg berlindung diketiak para akhwat. Kemana mereka, kemana mereka?

Islam memang tidak menjadikan perempuan hanya sebagai sarana melahirkan. Tidak. Islam justru sangat melindungi perempuan.

Justru kaum liberalis dan feminisme yg mengagung-agungkan kesetaraan gender, mereka lah dalang pemyebab timbulnya kekacauan ini.

Tak sadarkah kita, muslim dan muslimah tentang hal ini.

Aku membayangkan perempuan menduduki kursi kepemimpinan. Lalu terbuai dengan jabatan. Serta melupakan keluarganya, anaknya. Ya Allah, sedih rasanya.

Itukah kebahagian seorang muslimah. Sungguh itu bukan kebahagiaan seorang muslimah. Itu hanya kebahagiaan para kaum liberal dan feminisme yg ingin membuat kita lupa akan kebahagiaan kita yg sesungguhnya.

Jika itu yg terjadi pada diri kita, justru aku membayangkan kita akan semakin terlena dengan jabatan yg menggelantungi, uang yg menumpuk sedangkan rumah, keluarga, dan anak-anak kita akan jauh terbengkalai. Anak-anak kita jauh dari Allah, jauh dari cinta Islam, yaa Rabb :'(
Anak-anak kita akan lupa ibunya, yg mereka ingat hanya uang dan harta yg diberikan ibunya :'( :'(:'(

sedih, sedih, sedih..

Islam datang membawa cahaya. Agama yang sempurna dan menyempurnakan.
Islam memberikan kegembiraan tentang bagaimana muslimah bersikap.

Lalu, pantaskah muslimah menjadi pemimpin?
Teringat sabda Rosululloh, “Tidak akan pernah beruntung kaum manapun yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan.” (HR. Bukhori).

Ya RasululLah sebaik-baiknya manusia. Manusia terbaik yang mendapat tuntunan langsung dari Allah melalui malaikat jibril. Bukankah kita harus mempercayainya?

Akupun ingin sekali demikian. Aku ingin kembali ke rumah.
Menjadi seorang muslimah yang sholihah yang senantiasa menjaga dirinya, memiliki rasa malu dan memelihara kehormatannya itulah yang dipuji oleh syari’at. 

Dengan aktivitasnya mengurus rumah dan membekali dirinya dengan ilmu syar’i atau mendidik anak-anak maka dengan demikian ia telah turut serta berusaha mewujudkan masyarakat islami. Melalui tangan-tangan dan didikan merekalah akan terlahir pemuda-pemudi yang berbakti kepada Alloh dan Rosul-Nya.

Masya Allah...

Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabrokatuh..

Barakallah..

@karlinaesari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar