Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 Oktober 2013

Demokrasi ini milik siapa?

Bismillahirrohmanirrohim..

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh..

Izinkanlah aku bertanya, demokrasi ini milik siapa?

Aku mulai heran, apalah arti demokrasi? Aku mulai curiga dan menaruh rasa kebingungan. Apa sesungguhnya demokrasi itu?
Yang aku tahu, dari seorang yang masih bodoh ilmu nya ini ialah demokrasi itu berarti kebebasan. Tapi kebebasan yang seperti apa?

Kecurigaanku terhadap demokrasi begitu dalam, ketika aku memutuskan untuk mengenakan pakaian kebesaranku. Hijab syar'i. Sudah terlalu lama, tubuh ini tidak tersentuh belaian hangat hidayah Allah. Sehingga begitu hidayah Allah ini datang padaku, tidak aku sia-siakan. Ketika diri ini mulai mengenakan pakaian longgar, dan kerudung besar. Nampak, orang-orang itu sinis melihat. Sinis melihatnya. Pembesar-pembesar pun mulai menaruh curiga.

Kebingunganku nampak mulai bertambah, ketika haluan kuputar 360 derajat impianku. Tidak lagi mengejar karir, tapi aku ingin menjadi istri dan ibu. Maka sejak itu pula, di zaman demokrasi ini nampaklah bahwa itu bukanlah suatu pekerjaan. Bahkan banyak perusahaan besar yang melarang karyawatinya untuk tidak menikah 1-2 th. Dimana demokrasi? Dimana perjuangan HAM? Helooo... kami tertindas...

Bukankah demokrasi berarti kebebasan? Free..free.. itu yang selalu mereka agungkan..
Tapi nampaknya tidak untuk perempuan Islam seperti kami ini. Masih nampak aturan-aturan yang sangat memberatkan kami. Masih banyak. Sedangkan untuk kaum perempuan liberal, nampak demokrasi seolah bersahabat karib dengannya.

Apakah demokrasi hanya milik mereka, kaum liberal?

Dimanakah kebebasan kami, wanita Muslim ketika ingin sekali di kantor atau perusahaan tempatnya bekerja memakai baju kebesaran kami yang longgar dan tidak melekuk tubuh. Apakah tidak boleh kami berpakaian seperti itu? Sedangkan wanita-wanita liberal dengan leluasa menggunakan pakaian serba mini, pakaian yang melekukan tubuh. Hah, coba bayangkan dimana letak kebebasan kami?

Dimanakah kebebasan kami, wanita Muslim yang ingin sekali berhasat membangun rumah tangga nan sakinah, mawardah, dan warohmah tapi harus terhenti dengan aturan perusahaan yang melarang tidak boleh menikah selama jangka waktu tertentu. Sekali lagi aku ingin memanggil mereka pejuang HAM? Tolong, kami tertindas para pejuang HAM?

Sungguh demokrasi ini tak berpihak pada umat Islam. Sungguh.

Jangan sampai kecolongan lagi, tahun 2014 kita harus menunggangi demokrasi. Harus kita tundukan keliaran yang terjadi, kesemerawutan yang nampak. Kita usung kebebasan untuk wanita Muslim dan pemuda Muslim dalam mendapatkan kebebasannya.

Barakallah semuanya...

Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh..

@karlinaesari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar