Total Tayangan Halaman

Sabtu, 12 Oktober 2013

Harapan yang tak semanis kenyataan, tapi itulah takdir Allah

Bismillahirrohmanirrohim...

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarakatuh..

Percaya akan takdir Allah merupakan bagian dari rukun Iman yang ke-6. Sebagai muslim, kita wajib mempercayainya. 

Namun terkadang perlu ilmu untuk menerima takdir Allah. Ya, perlu ilmu untuk menerima kenyatan tersebut.
Sedikit orang yang belajar tentang ilmu menerima takdir Allah. Sedikit orang yang ikhlas terhadap takdir Allah. Walaupun harapan-harapan mereka yang indah harus dihentikan dengan menerima kenyataan sebagai bagian dari takdir Allah.

Ilmu keikhlasan, nampaknya ilmu yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Sekali lagi perlu ilmu.
Banyak orang yang gagal memperoleh keikhlasan sehingga dia tidak menerima takdir Allah dan mulai melupakan Allah. 

Sedikit cerita :
Ada seorang akhwat (perempuan) bercerita, bahwa ia teramat mencintai seorang ikhwan (laki-laki). Hingga akhirnya si ikhwan tersebut ditakdirkan Allah menikah dengan orang lain dan mempunyai 2 (dua) orang anak. Akhwat pun tidak bisa melepaskan ikhwan tersebut hingga akhwat diam-diam menghubungi ikhwan tersebut, dan mereka pun menjalin komunikasi kembali. 

Dari ceritra tersebut, bahwa akhwat seolah tidak menerima takdir Allah. Ia kurang bisa mengikhlaskan apa yang terjadi dalam dirinya. Lalu apa yang terjadi, ikhwan tersebut tetap sama istrinya. Walaupun berulangkali mereka menjalin komunikasi yang cukup dekat tapi ikhwan tersebut tetap bersama keluarganya.

Pernahkah mendengar cerita begini :
"Ada seorang ayah membelikan kalung mainan untuk anaknya. Ya, sebuah kalung mainan. Tapi kalung tersebut teramat cantik, dan sangat pas dipakai dileher anak tersebut. Hingga pada suatu hari ayahnya meminta kembali kalung tersebut "Nak, bolehkah ayah meminta kalungmu kembali?" tanya Ayah. "Kenapa ayah meminta kalung yang sudah diberikan kepadaku, aku tidak mau" jawab anak. Lalu beberapa minggu kemudian ayahnya bkembali mengulang pertanyaan yang sama. Lagi-lagi jawaban anak juga sama. 

Hingga suatu hari anak menyadari perbuatannya "Bukankah, ini kalung yang ayah berikan. Lalu jika beliau meminta, mengapa tidak aku kembalikan?" gumamnya dalam hati. Anak tersebut mengikhlaskan kalung yang sudah diberikan ayahnya untuk dikembalikan. Lantas apa yang kemudian terjadi?

Ayahnya telah menyiapkan sebuah kalung emas cantik yang lebih baik, dan lebih bagus dari kalung mainan tersebut. "Nak, sebenarnya ayah telah menyiapkan kalung yang lebih baik daripada kalung yang kemarin ada dalam genggamanmu. Hanya ayah ingin melihat sejauh mana kau melepaskan sesuatu yang sangat ingin kau miliki" kata ayah. Mata anak tersebut berkaca-kaca, lalu ia pun memeluk ayahnya."

Dari uraian cerita diatas banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dan pelajaran. Bahwa melepaskan sesuatu yang telah kau miliki, walaupun pada hakikatnya segala sesuatu yang ada di dunia ini bukanlah milikmu melainkan titipan Allah, amatlah berat. Tapi percayalah Allah akan menggantinya dengan lebih baik.

Terimalah takdir Allah karena itu bagian dari keimanamu. 

Percayalah, berjuta-juta hikmah dan pelajaran yang bisa kau petik, kau ambil pelajarannya jika kamu mau menerima takdir Allah. Walaupun terkadang harapan memang tak semanis kenyataan tapi percayalah itu takdir Allah.

Teringat kembali sebuah cerita begini :
"Mengapa anak kecil bila bermain ayunan dan dilemparkan ke atas oleh mamanya, ia justru tertawa riang. Mengapa ia tidak menangis? Bukankah lemparan ke atas bisa membuatnya terpelanting keluar, jatuh, dan berdarah?
Ya, jika menggunakan logika benar bahwa bisa membuat ia semakin terpelanting, jatuh, bahkan bisa menyebabkan ia berdarah.
Ternyata anak kecil tersebut yakin, bahwa mama nya yang telah melemparnya tidak akan membuatnya terpelanting. Anak kecil tersebut yakin bahwa mama nya akan menangkapnya"

Masya Allah, keyakinan terhadap Allah harus jauh lebih besar. Yakinlah Allah akan menangkapmu sebelum kamu terjatuh. Yakinlah, yakinlah...

Seorang akwat menangis, ia sedih bahwa selalu harapannya tidak manis ujungnya. 
Mungkin itu bukan ujung, karena yakinlah ujungnya selalu akan berbuah manis. Yakinlah bahwa ujungnya pasti yang terbaik dimata Allah bukan dimata kita sebagai manusia. Karena tentunya pandangan manusia terkadang memang belum tentu baik.
Tapi pandangan Allah pasti itu yang terbaik.

Selamat menjalani kehidupan ini, berusahalah dengan baik dan bila harapanmu tidak semanis kenyataannya. Percayalah takdir Allah, percayalah... karena itu bagian dari keimananmu...

Barakallah...

Wassalamulaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

(Catatan diri untuk seorang Karlina Ekasari, yang masih dan terus belajar untuk bisa menerima, ikhlas terhadap takdir Allah. Bila ada kesalahan datangnya dari Karlina Ekasari, dan segala kebaikan hanya bersumber dari Allah Subhanahu Wa'ta A'la)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar