Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Februari 2017

NHW #1 ADAB SEBELUM ILMU



Bismillahirrohmanirrohim,

(«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا صَالِحًا»
Ya Allah, Aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal shalih yang diterima” (HR Ahmad)

NICE HOMEWORK INSTITUT IBU PROFESSIONAL
(Selasa, 24 Januari 2017)


1.    Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?

Dari sekian ilmu yang banyak dan beraneka ragam, serta dengan keterbatasan saya sebagai seorang manusia maka saat ini saya memutuskan untuk terfokus serius mendalami Ilmu Parenting secara Islami atau yang lebih dikenal sebagai “Parenting Nabawiyah”. Saya berharap dengan kesungguhan menekuni ilmu dibidang ini, Allah memudahkan jalan untuk hambanya yang masih fakir ilmu ini.

2.    Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Ketertarikan pada agama Islam secara penuh muncul ketika saya memutuskan Lillahita’ala berhijrah. Mengikuti sesuai perintah Allah dengan berdasarkan petunjuk Rasulullah.

Terlebih ghirah ini membuncah ketika Allah yang Maha Pemurah memberikan amanah kepada saya menjadi seorang ibu. Amanah yang luar biasa besar, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Oleh karenanya, amanah ini tidak akan pernah saya sia-siakan dan akan menjadi ‘karier’ terhebat bagi diri saya.

Buat saya pribadi, menjadi seorang ibu bukanlah hanya sekedar melahirkan dan mengubah status didalam KTP atau KK. Lebih dari itu peran ibu sesungguhnya. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadikan dirinya penuh untuk berdedikasi kepada keluarga. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadi pilar peradaban generasi. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadikan dirinya sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak “Al ummu madrasatul u’laa”.

Karena beratnya tanggung jawab serta konsekuensi yang ditanggung seorang perempuan yang ingin menjadi seorang ibu, maka memerlukan ilmu yang mumpuni. Karena dengan ilmu lah, seorang hamba bisa membedakan kebaikan atau keburukan serta petunjuk dari kesesatan.

Diri ini menyadari betul, agar kelak saya bisa menjadi sebenar benarnya ibu maka dari itu saya bertekad kuat untuk mendalami ilmu parenting nabawiyah tersebut.


3.    Bagaimanakah strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan dibidang tersebut?

Seorang penuntut ilmu tentunya harus mulai mencari “GURU” tempat dimana ia akan menimba ilmu tersebut.

QadarulLah, takdir pertama saya ketika muncul keinginan untuk mempelajari ilmu parenting nabawiyah adalah bertemu dengan ibu Septi Peni pada sebuah seminar tempat saya mengaji. Dan selanjutnya, strategi strategi menuntut ilmu parenting terus saya lakukan dengan cara sebagai berikut :
·      Rajin mengikuti seminar yang berkaitan dengan ilmu tersebut baik secara online maupun offline
·      Bergabung dengan komunitas atau grup-grup yang sepemahan dan sepemikiran yang akan memperkuat tekad serta semangat dalam menuntut ilmu tersebut
·      Bergaul dan berteman dengan orang-orang shalih/shalihah serta orang-orang yang berilmu.

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
·      Membeli dan membaca buku yang akan menjadi sumber ilmu.

4.    Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam mencari ilmu tersebut?

Seperti gelas kosong yang siap menerima air, seperti itulah saya memposisikan diri saya. Sambil terus berupaya membersihkan diri dari berbagai penyakit hati yang menghinggapi diri ini. Selain hal tersebut, tentunya yang tidak kalah penting bahkan teramat penting adalah berupaya terus memperbaiki diri dengan Allah, Tuhan Pencipta Alam Semesta ini. Karena saya percaya, jika hubungan dengan Allah sudah baik maka hubungan dengan manusiapun akan baik.

Saya juga berusaha untuk merapikan file-file dokumentasi baik ilmu yang didapatkan melalui offline ataupun online.

Saya juga akan terus berusaha menjaga silaturahim dengan para guru yang telah memberikan begitu banyak ilmu. Serta terus mendoakan yang terbaik untuk para guru.

Dan terakhir, saya berusaha merapikan kembali buku-buku yang akan saya pelajari sehingga proses belajar akan lebih mudah.


Sekian jawaban dari seorang manusia yang terus akan belajar dalam kehidupannya.

Rabu, 25 Januari 2017.

( KARLINA EKASARI )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar