Bismillahirrohmanirrohim,
(«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا صَالِحًا»
“Ya
Allah, Aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal
shalih yang diterima” (HR Ahmad)
NICE
HOMEWORK INSTITUT IBU PROFESSIONAL
(Selasa,
24 Januari 2017)
1.
Tentukan
satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?
Dari sekian ilmu yang banyak dan
beraneka ragam, serta dengan keterbatasan saya sebagai seorang manusia maka
saat ini saya memutuskan untuk terfokus serius mendalami Ilmu Parenting secara
Islami atau yang lebih dikenal sebagai “Parenting Nabawiyah”. Saya berharap
dengan kesungguhan menekuni ilmu dibidang ini, Allah memudahkan jalan untuk
hambanya yang masih fakir ilmu ini.
2.
Alasan
terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Ketertarikan
pada agama Islam secara penuh muncul ketika saya memutuskan Lillahita’ala
berhijrah. Mengikuti sesuai perintah Allah dengan berdasarkan petunjuk
Rasulullah.
Terlebih
ghirah ini membuncah ketika Allah yang Maha Pemurah memberikan amanah kepada
saya menjadi seorang ibu. Amanah yang luar biasa besar, yang kelak akan
dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Oleh karenanya, amanah ini tidak
akan pernah saya sia-siakan dan akan menjadi ‘karier’ terhebat bagi diri saya.
Buat
saya pribadi, menjadi seorang ibu bukanlah hanya sekedar melahirkan dan
mengubah status didalam KTP atau KK. Lebih dari itu peran ibu sesungguhnya.
Menjadi seorang ibu berarti siap menjadikan dirinya penuh untuk berdedikasi
kepada keluarga. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadi pilar peradaban
generasi. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadikan dirinya sekolah pertama
bagi anak-anaknya kelak “Al ummu madrasatul u’laa”.
Karena
beratnya tanggung jawab serta konsekuensi yang ditanggung seorang perempuan
yang ingin menjadi seorang ibu, maka memerlukan ilmu yang mumpuni. Karena
dengan ilmu lah, seorang hamba bisa membedakan kebaikan atau keburukan serta
petunjuk dari kesesatan.
Diri
ini menyadari betul, agar kelak saya bisa menjadi sebenar benarnya ibu maka
dari itu saya bertekad kuat untuk mendalami ilmu parenting nabawiyah tersebut.
3.
Bagaimanakah
strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan dibidang tersebut?
Seorang penuntut ilmu tentunya harus
mulai mencari “GURU” tempat dimana ia akan menimba ilmu tersebut.
QadarulLah, takdir pertama saya ketika
muncul keinginan untuk mempelajari ilmu parenting nabawiyah adalah bertemu
dengan ibu Septi Peni pada sebuah seminar tempat saya mengaji. Dan selanjutnya,
strategi strategi menuntut ilmu parenting terus saya lakukan dengan cara
sebagai berikut :
·
Rajin
mengikuti seminar yang berkaitan dengan ilmu tersebut baik secara online maupun
offline
·
Bergabung
dengan komunitas atau grup-grup yang sepemahan dan sepemikiran yang akan
memperkuat tekad serta semangat dalam menuntut ilmu tersebut
·
Bergaul
dan berteman dengan orang-orang shalih/shalihah serta orang-orang yang berilmu.
Dalam sebuah hadits
Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak
seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ
وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا
أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ
رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا
أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan
teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.
Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa
membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau
harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
·
Membeli
dan membaca buku yang akan menjadi sumber ilmu.
4.
Berkaitan
dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam
mencari ilmu tersebut?
Seperti
gelas kosong yang siap menerima air, seperti itulah saya memposisikan diri
saya. Sambil terus berupaya membersihkan diri dari berbagai penyakit hati yang
menghinggapi diri ini. Selain hal tersebut, tentunya yang tidak kalah penting
bahkan teramat penting adalah berupaya terus memperbaiki diri dengan Allah,
Tuhan Pencipta Alam Semesta ini. Karena saya percaya, jika hubungan dengan
Allah sudah baik maka hubungan dengan manusiapun akan baik.
Saya
juga berusaha untuk merapikan file-file dokumentasi baik ilmu yang didapatkan
melalui offline ataupun online.
Saya
juga akan terus berusaha menjaga silaturahim dengan para guru yang telah
memberikan begitu banyak ilmu. Serta terus mendoakan yang terbaik untuk para
guru.
Dan
terakhir, saya berusaha merapikan kembali buku-buku yang akan saya pelajari
sehingga proses belajar akan lebih mudah.
Sekian
jawaban dari seorang manusia yang terus akan belajar dalam kehidupannya.
Rabu,
25 Januari 2017.
(
KARLINA EKASARI )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar