Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Februari 2017

NHW #3 - MEMBANGUN PERADABAN DARI RUMAH_KARLINA EKASARI

Bismillahirrohmanirrohim,

Hallo, Assalamualaykum warrohmatullohi wabarokatuh...

"Membangun peradaban dari rumah"
Masya Allah, tema NHW Institut Ibu Professional kali ini menarik sekali sekaligus deg deg syeer ngerjainnya. Tapi ya harus dihadapi kan :)

Tugas pertama adalah buat surat cinta ke suami. Jreng jreeeng jreeeng ( BELOM PERNAH HAHAHAHAHA ). Maklumlah perkenalan saya dan suami itu seperti ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus. Diperkenalkan April, dilamar Juni dan menikah Oktober di tahun yang sama yaitu 2014.

Biasanya kalau ada tugas dari IIP memberitahu juga suami soalnya tapi karena tugas ini mau bikin suprise jadilah gak ngasih tau hihihi. Sampai disuatu malam saya bikin surat cinta itu. Dan ternyata gak mudah loh, karena ngerobekin kertas berkali kali ( ampun Gusti ). Lalu setelah surat itu dibuat trs dimasukkan ke dalam amplop kondangan ( GAK ROMANTIS BLASS ). Trs baru kasih tau kalau saya ada tugas bikin surat cinta sambil kasihkan suratnya. Bukannya langsung dibaca ealah pak suami malah bawa ke kantor ( Gatot ini mah judulnya ). Kira-kira sudah 1 jam setelah keberangkatannya ke kantor, iseng tanya 'Mas sudah baca surat cinta?". Dan jawabannya "Makasih ya, emot orang jatuh cinta". Jadi malu hihihi...

Tugas kedua mengenai potensi anak.
Hanif, anak saya saat menuliskan blog ini baru satu. Umurnya saat ini 18bulan. Sebenarnya ibunya belum bisa terlalu melihat dengan jelas potensi Hanif ya walaupun ada beberapa kebiasaan yang mungkin saja itu salah satu potensinya.

Hanif bisa dibilang anak yang cukup pendiam dan ramah. Ini bisa terlihat dari bayi Hanif jarang sekali menangis menjerit jerit seperti anak yang seumuran lainnya. Bila saya pergi membawa dia, hampir jarang menangis kecuali lapar, haus, dan tidak nyaman. 

Hanif juga terbilang anak yang pandai bergaul. Terlihat ketika dia berada di lingkungan yang baru, sangat amat pandai menyesuaikan diri. Ia selalu memperkenalkan diri, tidak takut dengan temannya apalagi jika ia anggap orang tersebut temannya. 
Dalam hal bermain, Hanif jarang sekali bermain sendirian. Dia lebih senang bermain diluar bersama teman dibandingkan mobil-mobilan dirumah ( kecuali hujan ).Ya walaupun pada akhirnya akan berebutan mainan juga sih, hihihi.

Hanif anak yang sangat inisiatif sekali. Sebagai contoh, jika dia ingin makan ia pasti menunjuk ke arah piring sambil bilang 'emam mam'. Atau dia sering terlihat menggeret kasur palembang kecil untuk ia bawa ke ruang keluarga jika ingin tidur-tiduran disana.

Hanif anak yang ekspresif. Ia tidak segan menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap suatu barang atau perasaannya. Jika ia merasa senang, ia akan menunjukkan rasa gembira di wajahnya begitupun sebaliknya.

Rasa empati yang dimiliki Hanif pun lumayan baik. Ia jarang menyakiti orang lain tanpa sebab, dan jika pun ia menyakiti orang lain pasti akan menangis bahkan segera memeluk orang tersebut.

Apa ini potensi mu nak?

Apapun itu, ibu In syaa Allah akan mendukung penuh selama kamu berada di jalan yang lurus. Seperti namamu ' Hanif Abdurrahman Dzulqarnain ' ( Hamba Allah yang penuh kasih sayang lurus di jalan NYA seperti raja Dzulqarnain yang kerajaannya membentang dari barat hingga timur ). Allahumma aamiin :')

Tentang potensi diri sendiri.
Ini sebenarnya pertanyaan paling susah, karena penilaian diri sendiri khawatir berlebihan. Tapi baiklah coba diteliti.

Saya itu orang yang sangat bersemangat tapi mudah bosanan. Ini perpaduan antara potensi serta kelemahan.
Saya juga mudah memaafkan kesalahan orang lain, suka bergaul, dan melakukan hal hal yang membuat orang lain tertawa.

Lebih sering mempergunakan otak kanan dibanding otak kiri. Lebih senang memasarkan produk dibanding harus menghitung laporan keuangan. Lebih senang mengobrol dengan orang lain dibanding mengerjakan matematika.

Suka dengan ide-ide baru. Senang mempengaruhi orang lain dan senang dengan yang berbau kreatifitas.

QadarulLah, sekarang sudah menjadi wanita yang paling sempurna dengan menjadi isteri dan ibu. Oleh karenanya, semoga potensi diri bisa dipergunakan semaksimal mungkin untuk menjadi hamba yang bertakwa serta isteri pembelajar dan ibu professional.

Tentang lingkungan.
QadarulLah, menjelang usia 2 tahun pernikahan, saya dan suami memutuskan untuk hijrah ke sebuah kota yang bisa dibilang lumayan religius. Ah, mungkin ini maksud Allah terhadap keluarga kecil kami. Tinggal di lingkungan yang berbeda dengan lingkungan yang sebelumnya.

Sebelumnya, kami tinggal di sebuah gang dipinggiran kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kami menumpang dirumah orangtua saya. Tinggal disebuah lingkungan yang belum teredukasi dengan baik pendidikannya membuat rasa khawatir kami sebagai orangtua muncul. Bagaimana tidak, hampir selalu kami mendengar anak kecil berbicara yang tak layak setiap hari. Ya tidak bisa dipungkiri mungkin mereka mencontoh dari orang dewasa karena anak kecil itu peniru yang ulung. Belum lagi dengan maraknya perzinahan dilingkungan tersebut, AstaghfirulLah :(

Tinggal di Depok, membuat kami jauh lebih tenang. Saya pun jauh lebih bisa mengatur kegiatan keluarga yang lebih baik. Walaupun tempat tinggal kami penuh dengan keragaman suku, agama, dan budaya tapi tetap rukun dan damai.

Dan saya pun menangkap pesan ya Allah sampaikan dengan cara belajar dengan lebih mendekatkan kepadaNYA serta fokus terhadap keluarga.

In syaa Allah dengan semuanya ini, diri ini bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Allahumma aamiin



Image result for al ummu madrasatul ula


Tidak ada komentar:

Posting Komentar