Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 September 2013

Nikmat atau musibah

Bismillahirrohmanirrohim...

Assalamualaykum warrohmatullohi wabarokatuh..

Nikmat atau musibah, ya dua hal ini sering kali menyapa hidup kita secara bergantian. Dua hal inilah yang akan memperlihatkan kualitas diri kita, kualitas keimanan kita.

Mengutip dari buku Ustadz Salim A Fillah "Jalan Cinta Para Pejuang", bahwa belum tentu yang kita anggap nikmat itu sebenar-benarnya nikmat, dan yang kita pikir musibah justru sebenarnya bentuk nikmat lain dari Allah. Dibuku tersebut yang sangat membuatku merenung adalah cerita tentang penyelam dan orang yang tenggelam. Pernah dengarkah? Ya, aku akan menceritakan sedikit potongan dari buku tersebut.
"Lautan adalah bentuk penciptaan Allah yang luar biasa. Banyak hal yang bisa kita ambil disana. Banyak hal yang kita pelajari disana. Masya Allah. Lalu simaklah dua orang yang berbeda dalam menikmati laut. Yang satu penyelam, yang mempersiapkan diri dengan perbekalan seperti tabung oksigen, kacamata renang, baju menyelam dsb. Penyelam berusaha menyiapkan semua perlengkapan di awal. Beda hal nya dengan yang hanya sekedar tenggelam, tanpa tabung oksigen, tanpa perlengkapan lainnya. Lalu, apakah yang terjadi? Penyelam menikmati betul setiap yang dihadirkan dalam laut. Penyelam semakin dalam lautan, justru semakin banyak nikmat yang Allah hadirkan. Penyelam akan semakin mencintai Allah. Lalu bagaimana dengan yang hanya sekedar tenggelam. Dia justru menganggap lautan akan menyiksanya. Semakin berada dalam lautan, justru membuat semakin tidak bisa menikmatinya. Nafasnya semakin sesak, penglihatannya semakin berkurang.

Lalu pelajaran terpenting apakah yang bisa kita petik?
Bila diibaratkan, laut adalah kehidupan yang kita jalani, dan perlengkapannya adalah keimanan. Lihatlah, mereka yang menyiapkan keimanan untuk menyelami kehidupan. Semakin dalam kehidupan semakin melihat betapa nikmatnya yang Allah berikan. Berbeda dengan yang tidak menyiapkan keimanan sebagai perlengkapannya. Mereka akan semakin melihat bahwa mereka tenggelam dalam kehidupan. Mereka bahkan menganggap kehidupan musibah, bukanlah nikmat.

Masya Alloh, disinilah titik penting diri kita. Mengukur segala nikmat atau musibah yang dihadirkan diri kita. Bisa jadi, apa yang kita anggap musibah sebenarnya adalah nikmat Alloh yang belum kita persiapkan perlengkapan keimanannya, nikmat Allah yang ingin menyelamatkan kita, nikmat Alloh yang ingin meningkatkan derajat keimanan kita. Ataupun sebaliknya bisa jadi yang kita anggap nikmat adalah cara Allah yang ingin menjauhkan kita dariNya, cara Allah yang membiarkan kita 'tenggelam' dalam kehidupan ini. Tersiksa dengan semua ini.

Entah nikmat atau musibah, manakah yang mendekatkan diri kita kepada Allah. Itulah hal yang paling baik.
 
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya.Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulahyang terbaik untuknya." (shahih muslim). 
 
Selamat menikmati dunia ini, persiapkanlah diri dengan perlengkapan keimanan dan ketakwaan. Agar kita dapat merasakan betapa banyak Allah memberikan kita nikmat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar